Tugujatim.id – Thabed Tholib Baladraf, mahasiswa program studi teknologi industri pertanian, Universitas Jember yang juga member Pondok Inspirasi kembali meraih prestasi di ajang National Essay Competition 2021. Dia menyabet juara di ajang yang digelar oleh Student Action, salah satu organisasi pengembangan pemuda Indonesia.
Dalam wawancaranya pada Kamis (12/8/2021), Thabed menceritakan karya tulis yang berhasil meraih prestasi tersebut, yaitu tentang lapisan masker dari limbah jerami. Karya ini, menurutnya, membahas pemanfaatan limbah jerami padi sebagai bahan dasar lapisan masker yang ia sebut dengan “cestra mask”. Berkat karya itu, dia menjadi juara kedua dalam kompetisi tersebut.
Thabed menjelaskan alasan mengangkat ide tersebut adalah karena permasalahan limbah medis masih menjadi bom waktu yang membahayakan. Apalagi mayoritas masker baru dapat terurai secara sempurna dalam kurun waktu lebih dari 100 tahun.
Ia juga menambahkan bahwa pemilihan jerami padi dilandasi oleh potensinya yang begitu banyak, yaitu mencapai 7 ton per hektar dengan kandungan yang potensial. Tentu saja jumlah ini sangat disayangkan jika tidak dimanfaatkan dengan optimal. Karena itu ia ciptakan masker tersebut. Masker karya Thabed ini dapat terurai hanya dalam waktu 3,5 bulan dan memiliki efektifitas sebesar 92 persen atau hampir menyamai masker KN95.
Usaha keras Thabed ini bukan tanpa alasan, dia ternyata ingin membantu perekonomian keluarga. Memang melalui kompetisi yang dia ikuti dia sisihkan untuk mengirimkan uang untuk ibunya.
“Sebelum pandemi biasanya mama rutin mengirimkan saya uang 250.000 sebulan, tetapi setelah pandemi mama gak bisa ngirim uang lagi. Alhamdulillah dengan ikut berbagai kompetisi, sekarang bisa membantu ekonomi keluarga dan hidup mandiri,” ucapnya saat diwawancarai.
Thabed juga menjelaskan perubahan-perubahan apa saja yang ia rasakan setelah banyak mengikuti kompetisi dan bisa berprestasi. Menurutnya, banyak ucapannya lebih mudah didengar orang lain dan perilakunya pun lebih mudah ditiru. Banyak temannya yang percaya berkonsultasi mengenai karya tulis padanya.
“Lalu ketika kita berprestasi itu bukan kita yang nyari dosen untuk bimbingan tapi dosen yang ngajak riset kita, itu yang kerasa banget setelah saya memiliki banyak prestasi tentunya ini berkat bantuan Pondok Inspirasi juga,” tambahnya
Terakhir, Thabed memberikan pesan-pesan untuk para pejuang kompetisi, bahwa tidak semua orang beruntung untuk menempuh dan mengenyam pendidikan tinggi oleh karena itu waktu kuliah harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Ia juga berpesan agar kita memaksimalkan sejak dini di bangku perguruan tinggi sebagai bekal ketika lulus nanti.
“Kehidupan ini silih berganti, tak lagi bisa kaku melainkan harus realistis. Menjadi ancaman bagi mereka yang tak mampu adaptif serta menjadi peluang bagi mereka yang berpikir positif dan inovatif,” tutup Thabed.
*Penulis adalah anggota Pondok Inspirasi