BATU, Tugujatim.id – Pemkot Batu melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batu berencana memberlakukan sistem parkir manless di alun-alun. Jadi, yang masuk ke sana akan diportal dengan pintu otomatis. Jika ingin masuk, pengunjung harus memencet tombol karcis lebih dulu.
Seperti diketahui, pendapatan asli daerah (PAD) Kota Batu merosot tajam. Retribusi parkir menjadi sektor paling disorot. Untuk mencegah potensi kebocoran ini, solusinya yaitu menerapkan adanya palang parkir otomatis.
Kepala Dishub Kota Batu Imam Suryono mengungkapkan, ada empat portal keluar masuk yang rencananya nanti akan dipasang di alun-alun. Untuk pintu masuk, ada di Jalan Munif dan Jalan Sudiro. Untuk pintu keluar, ada di depan Masjid An-Nur dan Jalan Kartini.
”Tapi, kalau di Jalan Kartini itu masih kami kaji karena dikhawatirkan mengganggu aktivitas usaha kulinernya (di Pasar Laron, red),” jelas Imam pada awak media, Rabu (29/09/2021).
Imam Suryono menuturkan, sektor parkir memang dirasa berpotensi ada kebocoran. Padahal, dia mengatakan, potensinya sangat tinggi. Hingga saat ini, dishub dinilai belum pernah mencapai target pendapatan dari retribusi parkir.
”Terus terang kami tidak bisa memenuhi target itu karena kurang sarana-prasarana. Padahal memang potensinya di alun-alun itu sangat tinggi,. Dari target Rp 8 miliar, kami sampai September ini belum sampai Rp 1 miliar,” ujar Imam.
Menurut Imam, pengawasan pihaknya terhadap juru parkir dirasa sulit. Selain minim sarana-prasarana, tenaga pengawasan dan pembinaan di dishub hanya ada 6 orang.
”Dengan adanya sistem ini, semoga PAD dari retribusi parkir nanti meningkat. Kita lihat saja,” katanya.
Dari laporan dan koordinasi yang masuk, baik dari pihak legislatif maupun organda, fenomena jukir tanpa karcis di Kota Batu masih marak. Hampir 90 persen perparkiran di Kota Batu tidak memakai karcis.
”Kami harap memang dishub bisa berinovasi karena target dan capaian itu jauh sekali. Dulu alasan tidak ada perda, sekarang sudah ada perda. Ya waktunya buat maksimal,” ungkap Ketua DPRD Batu Asmadi.
Terpisah, terkait wacana ini, Koordinator Parkir Alun-Alun Sujarwanto mengaku belum tahu soal rencana itu. Namun, jika memang akan direalisasikan, dirinya terus terang menolak.
“Saya tidak setuju karena saya juga punya anggota 17 orang. Mereka semua ada biaya operasional, makan minum dan lain-lain. Sepanjang misal nanti aturan itu bisa mencukupi kebutuhan kami, ya gak masalah,” ujarnya.