BATU, Tugujatim.id – Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menyiapkan kurang lebih 20 saksi dan 56 pengacara untuk mengungkap tabir kekerasan seksual terjadi di SMA Selamat Pagi Indonesia (SMA SPI) di Kota Batu dalam persidangan.
Untuk diketahui, sebelumnya pendiri SMA SPI Kota Batu, Julianto Eka Putra telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Jatim terkait kasus kekerasan seksual yang ia lakukan terhadap anak didiknya. Sedangkan saat ini, diketahui Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur masih memeriksa kelengkapan berkas persidangan.
Hal itu dibeberkan Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait yang hingga saat ini masih terus mengawal proses pelimpahan berkasnya.
”Informasinya kemarin masih ada berkas yang perlu dilengkapi lagi untuk melakukan persidangan,” kata Arist dikonfirmasi, Selasa (12/11/2021).
Meski belum dinyatakan P21 oleh Kejati Jatim, Arist mengungkapkan bahwa pihaknya sudah bersiap menghadapi persidangan. Mulai dari kehadiran saksi dan kuasa hukumnya.
”Kami akan datangkan 10 sampai 20 saksi termasuk korban hingga anak-anak yang punya permasalahan dengan tersangka,” ungkapnya.

Dengan kehadiran sejumlah saksi ini nantinya akan mendukung pengungkapan tabir kekerasan seksual yang dilakukan JEP sehingga vonis hukum pidana terhadap predator itu bisa dijatuhkan seberat-beratnya.
”Harapan kami vonisnya penjara seumur hidup karena sudah masuk kategori pidana khusus dan apalagi dilakukan secara berulang-ulang. Dia juga sudah dikenakan Pasal 17 Tahun 2016 dan UU tentang Kekerasan Fisik,” ujarnya.
Selain saksi, Komnas PA juga akan didampingi oleh 56 kuasa hukum yang akan mendampingi pelapor. Pihaknya berharap aparat berwajib bisa serius menangani kasus ini. Mengingat kasus kejahatan seksual merupakan tindak pidana khusus setara dengan tindak pidana terorisme ataupun korupsi.
Selain itu, lanjut Arist, dalam perkara kejahatan seksual ini tidak menutup kemungkinan bakal ada penetapan tersangka tambahan. Arist mengatakan, kemungkinan tersangka baru mencapai 4 orang.
”Sejauh ini, ada 4 orang saksi. Nanti kalau memang P21, bisa jadi ada dinaikkan jadi tersangka. Siapa saja? Mereka adalah pengelola sekolah, pengurus yayasan, pengelola kampung kids dan pengelola asrama,” paparnya.
Seperti diketahui, pendiri SMA SPI ini dilaporkan Komnas PA atas dugaan kekerasan seksual kepada muridnya sendiri. Alasannya, sedang memberikan motivasi. Selain itu, juga ada dugaan ekploitasi ekonomi karena mempekerjakan anak di bawah umur.
Dengan begitu, kronik kasus yang sempat mangkrak 2 bulan lebih ini berakhir. Dalam hal ini, Arist bersama para korban telah melakukan proses gelar perkara dengan menunjukkan sejumlah bukti kuat berupa kesaksian dari 14 korban, lengkap beserta bukti video.