Harga Kedelai Impor Mahal, Pengusaha Tahu di Tuban Kelimpungan

Herlianto A

News

Pekerja UD Barokah milik Wardam (74), warga Kelurahan Panyuran, Kecamatan Palang, Tuban sedang meproses produksi tahu.
Pekerja UD Barokah milik Wardam (74), warga Kelurahan Panyuran, Kecamatan Palang, Tuban sedang meproses produksi tahu. (Foto: Rochim/Tugu Jatim)

TUBAN, Tugujatim.id – Naiknya harga kedelai impor berdampak terhadap produksi tahu di Kabupaten Tuban. Sejumlah pengusaha tahu merasa kelimpungan dengan harga kadelai yang sudah mencapai Rp 11 ribu perkilogramnya. Mereka harus memutar otak untuk mempertahankan usahanya tersebut.

Seperti yang dialami UD Barokah milik Wardam (74), warga Kelurahan Panyuran, Kecamatan Palang, Tuban. Usaha Dagang yang sudah memproduksi tahu hampir 27 tahun ini mengeluh dengan mahalnya harga kedelai impor yang menjadi bahan dasar pembuatan usahanya.

Biaya produksi yang dikeluarkan setiap harinya tidak cukup untuk memberikan penghasilan lebih bagi pekerjanya. Sehingga mau tidak mau, Wardam harus merumahkan beberapa karyawan yang ikut dengannya.

“Sebelumnya 12 orang, kemudian berkurang 6 orang. Dan kini hanya tinggal 2 pekerja,” ungkap Wardam kepada Tugu Jatim, Senin (21/2/2022).

b21f8a0b 1380 417a a3ce 1fc19f027281
Salah pekerja di UB Barokah membentuk cetakan tahu. (Foto: Rochim/Tugu Jatim)

Untuk menyiasati agar bisa bertahan, Wardam menaikan harga jual dan memperkecil ukuran tahunya. Biasanya dijual Rp 20 ribu percetak dengan ukuran 48 cm persegi. Kini naik menjadi Rp 27 ribu, dengan tebal tahu yang lebih tipis lagi.

“Produksinya Rp 2 juta perhari. Lah, pendapatannya tidak untung juga tidak rugi. Cukup berikan rokok ke pekerja,” ucap Wardam.

Wardam juga menambahkan, kalau dulu bisa memproduksi hingga bahan satu ton kedelai. Tapi kali ini, hanya sampai 1,5 kwintal saja.

“Kalau dulu sampai kirim hingga Tuban barat (Tambakboyo, Bulu, hingga Rembang Jateng, red) sampai dengan Lamongan utara,” ucapnya.

Pihaknya berharap pemerintah segera turun tangan dan membuat kebijakan untuk menstabilkan harga. Setidaknya seperti harga semula berkisar Rp 7 ribuan perkilogramnya.

Popular Post

Mengusahakan Pertolongan Ilahi.

Kisah Hidup Pendiri Wardah Resmi Tayang di YouTube, Ini Sinopsis Film “Mengusahakan Pertolongan Ilahi”

Dwi Linda

SURABAYA, Tugujatim.id – Kisah hidup Nurhayati Subakat, sosok di balik kesuksesan PT Paragon Technology and Innovation, hadir dalam film bertajuk ...

Ansor Kota Malang.

PC GP Ansor Kota Malang Terima CSR Tugu Malang ID dan Times Indonesia, Tingkatkan Kader Melek Digital

Dwi Linda

MALANG, Tugujatim.id – Pengurus Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Malang menerima bantuan dana corporate social responsibility (CSR) dari ...

Khofifah.

Khofifah-Emil Silaturahmi ke Rumah Jokowi usai Retreat di Magelang, Ini Isi Petuahnya!

Dwi Linda

SURABAYA, Tugujatim.id – Gubernur dan Wakil Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak usai mengikuti retreat di Magelang, Jawa Tengah, ...

Pelaku mutilasi wanita asal Blitar.

Update! Pelaku Mutilasi Wanita asal Blitar dalam Koper Merah: Mulai Menyesal, Kerap Menangis saat Ingat Anak

Dwi Linda

SURABAYA, Tugujatim.id – Rohmat Tri Hartanto alias Antok, 33, pelaku pembunuhan dan mutilasi Uswatun Khasanah, 29, seorang sales promotion girl ...

Mudik gratis 2025.

Tak Ada Mudik Gratis 2025, Dishub Kota Malang Fokus Bangun Lahan Parkir di Kayutangan Heritage

Dwi Linda

MALANG, Tugujatim.id – Kabar kurang menggembirakan datang dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang. Pihaknya memastikan tidak menyediakan mudik gratis 2025 ...

Tempuran Mojokerto.

Kurang dari Setahun, Tempuran Mojokerto Terendam Banjir Tiga Kali

Dwi Linda

MOJOKERTO, Tugujatim.id – Wilayah Tempuran, Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, kembali terkena banjir luapan pada Jumat (28/02/2025). Banjir luapan di ...