Tugujatim.id – PT Paragon Technology and Innovation bersama Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) berkomitmen untuk berkontribusi memajukan pendidikan bangsa. Ini terbukti dari kegiatan Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP) yang terus dilakukan. Hingga kini sudah masuk angkatan atau batch IV di tahun 2022.
Berbeda dari tahun sebelumnya, dalam FJP Batch IV ini Paragon berfokus membangun jejaring para penggerak dunia pendidikan di masing-masing daerah. Salah satu penggerak tersebut adalah para jurnalis.
DVP & Chief Administration Officer (CAO) PT Paragon, Miftahudin Amin, menuturkan jika jurnalis lewat karya jurnalistiknya, punya peran penting dalam membangun motivasi para pelaku di dunia pendidikan untuk mulai berinovasi.
Kata Miftah, sapaan akrabnya, apa yang paling critical dalam kemajuan sektor pendidikan adalah inovasi. Dan, itu perlu diawali dari mindset para pelaku yang bergerak di dunia pendidikan.
”Di situlah peran jurnalis menyuarakan berita-berita kebaikan, khususnya dalam dunia pendidikan. Kami punya keinginan kuat untuk itu bersama GWPP lewat FJP ini,” terang Miftah dalam sesinya.
Tak hanya sekedar membangun jejaring, harapan dari inisiatif ini juga memupuk kualitas dari masing-masing personal untuk bersiap menghadapi tantangan memajukan dunia pendidikan di wilayahnya masing-masing.
”Kita menghindari kegiatan-kegiatan CSR yang sifatnya sekedar charity. Kita fokus membangun ekosistem, menjadikan masyarakat lebih berdaya dan mencetak para penggerak atau akselerator baru,” paparnya.
Hal senada diamini CEO Paragon Tecnology and Innovation, Salman Subakat, yang berharap dari gerakan GWPP ini memunculkan katalis-katalis atau penggerak dunia pendidikan sehingga perubahan itu bisa datang lebih cepat.
”Harapan kami di ekosistem gerakan ini (GWPP) memang cita-cita besarnya nanti bisa jadi gerakan- gerakan kecil di masing-masing daerah, lewat peran para jurnalis,” kata dia optimis.
Nah, dalam membangun ekosistem yang baik, menurut pemilik perusahaan kosmetik terbesar di Indonesia ini memang memerlukan tokoh-tokoh organik. Jadi tidak harus semua perspektif dari Jakarta dibawa ke daerah.
”Kami ingin membangun ekosistem di semua level dan memang harus fleksibel dan digerakkan sendiri oleh tokoh organik. Jadi memang kita berharap ada tokoh organik sendiri di sana, bukan kita. Itu yang namanya berdaya,” paparnya.
Salman melanjutkan sebagai perusahaan kosmetik yang sudah berdiri sejak tahun 1985, Paragon juga tumbuh dengan mengedepankan kepentingan sekitar, utamanya lewat nilai-nilai pendidikan.
Selain menginisiasi FJP, Paragon juga menghadirkan berbagai beasiswa yang ditujukan untuk tenaga pengajar (guru), pelajar, orang tua hingga perempuan.
”Selain itu kita juga berkomitmen dalam bidang kesehatan, ekonomi, pemberdayaan perempuan serta pelestarian lingkungan. Itu semua tidak lepas dari perhatian perusahaan kami,” kata Salman.
Pemberdayaan yang digawangi Paragon hingga saat ini terbilang sudah tersebar di 34 provinsi, kepada lebih dari 14.500 guru, 4.300 dosen, 440.000 anak muda melalui program beasiswa dan ratusan lebih komunitas penggerak di bidang lingkungan seperti bank sampah, taman baca hingga posyandu.
”Kami menganut nilai bermanfaat dulu dan baru tumbuh. Bukan tumbuh dulu lalu bermanfaat. Kami percaya dengan terus memberikan manfaat, maka kita akan terus bertumbuh,” tutup Salman.
Sementara itu, Frans Surdiasis, salah satu mentor dalam program FJP Batch IV berkeyakinan dengan membangun pondasi pendidikan, lewat pengarusutamaan isu pendidikan di media adalah ikhtiar panjang.
Ikhtiar itu dimulai lewat program FJP ini sebagai wadah untuk menebar manfaat kebaikan-kebaikan tersebut secara sustain atau berkelanjutan.
”Saya sepakat dengan motto Paragon yang selalu terngiang dalam benak saya yaitu bermanfaat dulu, baru tumbuh. Bukan seperti umumnya yang tumbuh dulu baru bermanfaat. Kita sebagai jurnalis, perlu seperti itu,” ujarnya.
Seperti diketahui, dalam FJP Batch IV ini kembali dipilih 15 peserta jurnalis dari berbagai daerah di Indonesia. Salah satunya wartawan tugumalang.id, M Ulul Azmy yang beruntung terpilih menjadi salah satunya.
Direktur Pelaksana GWPP, Nurcholis Ma Basyari, menuturkan kegiatan FJP yang akan berlangsung selama 3 bulan kedepan hingga Mei 2022 ini akan mencakup aspek pelatihan, praktik dan pendampingan.
Ada 5 mentor kapabel yang akan mendampingi mulai Nurcholis MA Basyari, M Nasir, Haryo Prasetyo, dan Frans Surdiasis dan Tri Juli Sukaryana. Adapun seluruh kegiatan ini akan diselenggarakan secara virtual melalui zoom.
“Para peserta tetap aktif menjalankan tugas-tugas jurnalistiknya di media masing-masing. Jadi mereka tetap produktif selama mengikuti program FJP GWPP,” pesannya.