Tugujatim.id – Orang Indonesia memiliki tradisi unik dalam merayakan lebaran, yaitu sungkeman. Tradisi ini sebetulnya bagian dari wujud saling memaafkan di hari yang fitri. Namun, dalam sejarahnya sungkeman pernah dicurigai sebagai bentuk pemberonkan oleh Belanda.
Saling memafkan sendiri adalah ajaran yang dianjurkan dalam Islam. Jadi setelah dosa manusia kepada Tuhan sudah diampuni melalui ibadah puasa, maka manusia masih memiliki dosa pada sesama manusia.
Oleh karena itu, umat muslim dianjurkan untuk saling meminta maaf dan memaafkaan di hari lebaran. Dari situlah awal sejarah sungkeman di pulau Jawa.
Sungkem/sungkeman biasanya dilakukan oleh anak kepada orang tua atau keluarga yang lebih tua (Jawa: pinisepuh). Ini untuk menunjukkan tanda bakti dan rasa terimakasih atas bimbingan dari lahir sampai dewasa.
Sungkem dilakukan dengan jongkok sambil mencium tangan, juga bisa dilakuakan sebagai permintaan maaf kepada orang yang lebih tua atas kesalahan yang sudah dilakukan.
Ada pun menurut sejarah, sungkeman masal pertama kali pernah dilakukan di Keraton Surakarta, yaitu pada masa Kanjeng Gusti Pangeran Agung Sri Mangkunegara I. Pada masa tersebut seluruh punggawanya berkumpul bersama dan saling bermaafan setelah menjalankan salat Idul Fitri.
Namun pada zaman kolonial, pihak keraton sendiri terbabatasi untuk menggelar tradisi sungkeman karena penjajah mencurigai sebagai pertemuan terselubung untuk melakukan perlawanan terhadap penjajah.
Bahkan, Belanda nyaris menangkap Ir Soekarno dan dr R Radjiman Widyodiningrat yang merupakan dokter pribadi SISKS Paku Buwono (PB) X, Raja Keraton Surakarta.
Saat itu, ada gelar sungkeman di gedung Habipraya, Singosaren, pada lebaran tahun 1930. Paku Buwono X saat itu juga berada di lokasi langsung menjawab jika tradisi itu bukan aksi penggalangan masa. Tapi, halal bi halal saat lebaran. Sedangakan yang dimaksud halal bi halal yaitu sungkeman itu sendiri.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim