Tradisi Sungkeman saat Lebaran, Pernah Dicurigai sebagai Aksi Pemberontakan di Zaman Kolonial

Herlianto A

News

Ilustrasi orang mohon ampun kepada Tuhan.
Ilustrasi orang mohon ampun kepada Tuhan. (Foto: Pexels)

Tugujatim.id – Orang Indonesia memiliki tradisi unik dalam merayakan lebaran, yaitu sungkeman. Tradisi ini sebetulnya bagian dari wujud saling memaafkan di hari yang fitri. Namun, dalam sejarahnya sungkeman pernah dicurigai sebagai bentuk pemberonkan oleh Belanda.

Saling memafkan sendiri adalah ajaran yang dianjurkan dalam Islam. Jadi setelah dosa manusia kepada Tuhan sudah diampuni melalui ibadah puasa, maka manusia masih memiliki dosa pada sesama manusia.

Oleh karena itu, umat muslim dianjurkan untuk saling meminta maaf dan memaafkaan di hari lebaran. Dari situlah awal sejarah sungkeman di pulau Jawa.

Sungkem/sungkeman biasanya dilakukan oleh anak kepada orang tua atau keluarga yang lebih tua (Jawa: pinisepuh). Ini untuk menunjukkan tanda bakti dan rasa terimakasih atas bimbingan dari lahir sampai dewasa.

Sungkem dilakukan dengan jongkok sambil mencium tangan, juga bisa dilakuakan sebagai permintaan maaf kepada orang yang lebih tua atas kesalahan yang sudah dilakukan.

Ada pun menurut sejarah, sungkeman masal pertama kali pernah dilakukan di Keraton Surakarta, yaitu pada masa Kanjeng Gusti Pangeran Agung Sri Mangkunegara I. Pada masa tersebut seluruh punggawanya berkumpul bersama dan saling bermaafan setelah menjalankan salat Idul Fitri.

Namun pada zaman kolonial, pihak keraton sendiri terbabatasi untuk menggelar tradisi sungkeman karena penjajah mencurigai sebagai pertemuan terselubung untuk melakukan perlawanan terhadap penjajah.

Bahkan, Belanda nyaris menangkap Ir Soekarno dan dr R Radjiman Widyodiningrat yang merupakan dokter pribadi SISKS Paku Buwono (PB) X, Raja Keraton Surakarta.

Saat itu, ada gelar sungkeman di gedung Habipraya, Singosaren, pada lebaran tahun 1930. Paku Buwono X saat itu juga berada di lokasi langsung menjawab jika tradisi itu bukan aksi penggalangan masa. Tapi, halal bi halal saat lebaran. Sedangakan yang dimaksud halal bi halal yaitu sungkeman itu sendiri.

 


Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim

 

 

Popular Post

Gus Fawait.

Gus Fawait Resmi Teken SK Honorer PPPK Tahap 1 dan Libur Guru, Utamakan Kesejahteraan Tenaga Kerja

Dwi Linda

JEMBER, Tugujatim.id – Bupati Jember Muhammad Fawait (Gus Fawait) menandatangani dua kebijakan vital, yaitu terkait SK honorer PPPK yang lolos ...

barito renewables energy dok bni sekuritas 169 ezgif.com png to webp converter

Saham BREN, Kinerja, Prospek, dan Analisis Mendalam

ilmi habibi

Tugujatim.id – Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi salah satu emiten yang menarik perhatian investor di Bursa Efek ...

Keunggulan iPhone 17.

8 Keunggulan iPhone 17 Siap Jadi Primadona Dibanding Seri iPhone 16: Lebih Canggih, Lebih Kuat, dan Lebih Tipis!

Dwi Linda

Tugujatim.id – Apple kembali menghadirkan inovasi terbaru melalui iPhone 17 yang diklaim memiliki banyak peningkatan dibandingkan seri sebelumnya. Dengan berbagai ...

iPhone 17.

Terobosan Baru iPhone 17 dengan Desain Ultra Tipis, Daya Tarik iPhone 17 Slim Bakal Gantikan Varian Plus?

Dwi Linda

Tugujatim.id – Apple kembali bersiap menggebrak lini terbaru iPhone 17 yang diprediksi hadir dengan berbagai inovasi teknologi. Berdasarkan bocoran yang ...

KAI

12 Ribu Pelanggan Kereta Api Manfaatkan Awal Ramadan ‘Munggahan’ di Kampung Halaman

Darmadi Sasongko

MALANG, Tugujatim.id – Volume Pelanggan Kereta Api di Stasiun Malang periode Jumat (28/2) hingga Minggu (2/3) total sebanyak 12.028 orang ...

Elpiji 3 Kg

5.584 Metrik Ton Elpiji 3 Kg Disiapkan di Jember Guna Antisipasi Permintaan Tinggi Selama Ramadan dan Lebaran

Darmadi Sasongko

JEMBER, Tugujatim.id – Upaya mengantisipasi permintaan yang tinggi di Bulan Suci Ramadan, sebanyak 5.584 metrik ton elpiji 3 Kg disiapkan ...