SURABAYA, Tugujatim.id – Laboratorium Kimia Bahan Alam dan Sintesis (KIBAS) dari Departemen Kimia ITS bekerja sama dengan Pusat Penelitian Agri-Pangan dan Bioteknologi (Puslit Agrifotech) meluncurkan ITS Djamoe. Peluncuran ITS Djamoe ini bertempat di Galeri Riset, Inovasi dan Teknologi (GRIT) Gedung Pusat Riset ITS secara hybrid, Rabu (01/06/2022).
Penanggung Jawab Riset ITS Djamoe Sri Fatmawati SSi MSc PhD berharap kehadiran ITS Djamoe ini mampu membangkitkan kembali budaya minum jamu di kalangan masyarakat saat ini, terutama pada generasi muda.
“Leluhur kita meninggalkan banyak sekali metode herbal yang bermanfaat untuk manusia, bahkan bisa dijadikan obat. Karena itu, harus terus dikembangkan lebih jauh,” katanya.
Dia mengatakan, riset pertama terkait jamu ini sebenarnya sudah dilakukan sejak 2002 dengan sasaran riset untuk mempelajari tanaman obat. Dia melanjutkan, riset tersebut merupakan hasil inspirasi dari Kepala Laboratorium KIBAS saat itu, yakni Prof Dr Drs Taslim Ersam MS.
“Ini merupakan riset yang sudah dilakukan selama 20 tahun,” jelasnya.
Dia mengungkapkan, proses pembuatan minuman jamu tersebut memiliki kemiripan dengan perusahaan lain. Meski berbahan dasar temulawak dan meniran, dia berkomentar bahwa quality control merupakan kunci pembeda dari jamu buatan ITS.
“Tentunya kami selalu meneliti komposisi dari bahan jamu yang digunakan,” tegasnya.
Dosen Departemen Kimia tersebut menjelaskan, produk dari ITS Djamoe sudah memberikan manfaat kepada masyarakat, khususnya pada mereka yang terjangkit Covid-19 pada awal-awal pandemi lalu.
“Saat isolasi mandiri, kami mendistribusikan beberapa jamu rempah dalam 10 ribu paket kepada para pasien untuk membantu meningkatkan imun,” terangnya.
Sebagai penunjang distribusi ITS Djamoe, ITS merangkul para petani herbal maupun usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang memiliki bisnis tanaman maupun obat herbal.
“Kami juga bekerja sama dalam hal produksi dengan PT Payung Pusaka Mandiri,” bebernya.
Sri Fatmawati menerangkan, dalam rentang 20 tahun tersebut, Laboratorium KIBAS bersama Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITS dan stakeholder lainnya berhasil menciptakan lebih dari 300 penelitian, 500 lebih senyawa hasil isolasi, dan 300 lebih senyawa hasil sintesis.
Terakhir, peneliti perempuan terbaik di Indonesia ini berharap bahwa hal tersebut bisa semakin meningkat seiring berkembangnya waktu dan teknologi ke depan.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim