MALANG, Tugujatim.id – Aksi Kamisan di Kota Malang, Jawa Timur, menyerukan seluruh pihak untuk fokus pada pelaku penembakan gas air mata tragedi Kanjuruhan. Gas air mata yang ditembakkan aparat dalam peristiwa 1 Oktober 2022 itu, dinilai sebagai pelanggaran HAM berat.
“Adakah yang fokus dengan pelaku penembakan gas air mata? Cukupkah dengan enam tersangka? Padahal kita tau ada 135 korban jiwa,” ucap Deni Syah, Penanggungjawab Aksi Kamisan yang digelar di depan Balai Kota Malang, pada Kamis (3/11/2022).
Dia menilai bahwa penembakan gas air mata dalam tragedi Kanjuruhan merupakan pelanggaran HAM berat. Untuk itu, dia mengajak semua elemen masyarakat, termasuk mahasiswa, untuk melakukan pergerakan dalam mengawal gerakan Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan.
Also Read

“Aksi Kamisan itu ada karena korban pelanggaran HAM belum mendapat keadilan. Mulai tragedi Kanjuruhan, Munir, Marsinah, hingga Semanggi 1 dan 2,” ujarnya.
“Kami ingin memantik pergerakan yang ada. Karena sejauh ini masih belum banyak mahasiswa yang turun. Jadi kami memantik mahasiswa untuk turun dan turut mengawal usut tuntas tragedi Kanjuruhan,” imbuhnya.
Menurutnya, pengusutan tragedi Kanjuruhan belum benar-benar dilakukan. Pasal-pasal yang diterapkan kepada enam tersangka hanyalah pasal kelalaian. Sementara ada 135 korban jiwa dalam peristiwa kelam itu. “Ini adalah pembantaian massal karena kami melihat banyak pihak yang bersalah dalam stadion yang over kapasitas itu,” ucapnya.

“Apakah tragedi ini bisa terjadi kalau tidak ada gas air mata? Banyak korban yang meninggal dengan kondisi menghitam. Memang tak semua meninggal karena gas air mata, tapi gas air matalah pemicunya,” pungkasnya.