Tugujatim.id – Acara talkshow & workshop Malang #MakinCakapDigital di hari kedua sesi ketiga pada (27/07/2022) berjalan semakin seru. Pasalnya, pada sesi tersebut menghadirkan Amithya Ratnanggani Sirraduhita, Ketua Komisi D DPRD Kota Malang. Dia membahas soal kiat kelola komunikasi publik era digital.
Mia, sapaan akrabnya, memaparkan beberapa cara untuk mengelola komunikasi publik era digital. Sebelum itu, dia memiliki pertanyaan untuk semua peserta. Komunikasi publik itu apa sih?
“Komunikasi publik itu sebenarnya adalah bagaimana sebuah pesan itu terdeliver/tersampaikan menjadi gagasan-gagasan, kemudian, informasi, rujukan dan ajakan kepada orang banyak,” jelasnya.
Also Read
Dia memaparkan beberapa prespektif dari komunikasi publik di antaranya, informational yaitu berkaitan dengan ilmuan seperti menghadiri seminar tentang kajian-kajian. Rhetorical berupa forum di mana seseorang mengalami sesuatu yang ada argumennya dan lebih persuasif seperti di ruang debat. Behavioral yaitu kombinasi dari scholarly dan persuasif argumentatif.
“Seperti talkshow hari ini, itu termasuk contoh behavioral. Kenapa? Karena di sini kita menghadirkan seorang doktor, misalnya membicarakan tentang sesuatu yang sifatnya saintifik tapi di situ juga ada penggiringan opini atau yang argumentatif persuasifnya juga ada. Nah, itu adalah kombinasi dari keduanya gitu,” tambah wanita yang kerap dipanggil Mithya itu.
Selain itu, dia juga menjelaskan 3 poin yang harus dilakukan ketika melakukan penyampaian komunikasi publik. Pertama, bagaimana kita menciptakan suasana aman dan nyaman ketika kita melakukan hubungan baik dengan publik. Contohnya, menyapa dengan gesture dan lain sebagainya.
Kedua, menyampaikan informasi yang memperhatikan plurarisme atau sisi-sisi yang sensitif dan cultural sensitivity yang berhubungan dengan sara sebaiknya tidak menyinggung soal itu.
“Indonesia lekat sekali dengan keberagamannya, jadi setidaknya itu tidak kemudian kita highlight menjadi perbedaan tetapi bagaimana menjadi pemersatu,” cetusnya.
Kemudian yang ketiga, bagaimana menyampaikan informasi dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat disabilitas.
“Jadi, mereka akan punya sebuah program di mana mereka masih bisa menyimak apa yang kita paparkan dalam bentuk tulisan dan sebaiknya tetap ada angka supaya mereka bisa mendengarkan secara utuh informasi apa yang diberikan di dalam slide atau tulisan tersebut,” ujar Ketua Komisi D DPRD Kota Malang.
“Kita sekarang juga memasuki era inklusivitas. Jadi, di mana kita menoleransi keberagaman tidak hanya dari unsur-unsur yang tidak terlihat tetapi juga unsur-unsur yang terlihat. Seperti ada teman kita yang mengalami disabilitas misalnya tidak hanya tunanetra atau tunarungu sehingga mereka semua bisa mengakses informasi yang kita deliver,” tambahnya.
Menurutnya, pemerintah juga sudah menuangkan bagaimana pedoman pemanfaatan media sosial untuk instansi pemerintah yang sudah diatur oleh kementrian (PAN-RB) RI. Dia menyebut 9 asas media sosial yaitu: faktual, aksesibel, engagement, interaktif, harmonis, etis, kesetaraan, profesional, dan akuntabel.
Mengenai tantangan yang dialami ketika komunikasi publik itu berada di dalam fenomena disrupsi teknologi yaitu ada pelecehan baik non-fisik atau cyberbullying, penipuan dan pencurian data, dan hoaks yaitu penyebaran informasi dan data yang tidak sesuai fakta.
“Pemerintah Kota Malang berkewajiban untuk memfasilitasi masyarakat tidak hanya secara fisik tetapi secara online juga. Pemerintah punya kewajiban untuk menampung semua aspirasi dari masyarakat tanpa harus turun kebawah,” ujar Amithya.
Selain itu, Pemkot Malang juga telah menyediakan ruang sambat dengan nama aplikasinya yaitu “sambat online”.
“Artinya ini adalah ikhtiar dari pemerintah Kota Malang untuk melayani masyarakat. Jadi, tidak hanya secara offline datang tapi yang secara online juga bisa,” kata anggota legislatif itu.
Kemudian, ada aplikasi namanya “Qlue” salah satu yang ada di ibu kota. Sistemnya sama dengan “sambat online” yang didirikan oleh Rama Raditya dan Andre Hutagalung pada 2014 lalu.
“Namanya internet citizen (netizen) itu tidak selamanya seperti yang kita harapkan, ada yang beberapa memang kita harus adaptasi sama-sama, karena memang adanya disrupsi teknologi menjadikan dunia tanpa batas,” katanya kepada audiens.
Talkshow dan Workshop Malang #MakinCakapDigital digelar atas kerjasama antara Tugu Media Group, ICT Watch, Relawan TIK, Portkesmas, APJII, Suara.com, Siber Kreasi, dan Kementerian Kominfo.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim