SURABAYA, Tugujatim.id – Angka perkawinan anak di Jawa Timur mengalami penurunan signifikan sejak 2021. Berapa angka penurunannya?
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pernikahan sebelum umur 18 tahun menurun selama 2021-2023. Pada 2021 ada di angka 10,44. Lalu turun ke angka 9,46 di tahun 2022, dan 2023 turun lagi ke angka 8,86.
Selain itu, Pengadilan Tinggi Agama Surabaya mencatat data dispensasi kawin juga di Jawa Timur terus mengalami penurunan. Pada tahun 2021 sebanyak 17,151; kemudian turun11,99% pada 2022 menjadi 15.095. Pada 2023 turun lagi sebesar 18,29% menjadi 12.334.
“Kami terus masif menyosialisasikan tentang bahaya perkawinan anak. Karena pada dasarnya pernikahan anak itu lebih banyak menimbulkan masalah mulai kesehatan hingga sosial,” kata Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono.
Sebelumnya, perlindungan anak, memenuhi hak anak, mengendalikan kuantitas dan meningkatkan kualitas penduduk atau SDM, serta meningkatkan kualitas kesehatan anak telah diatur dalam SE Gubernur Jatim dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 85 Tahun 2023.
Sementara itu, belakangan viral sebuah perjodohan balita berusia 4 tahun di Sampang, Madura. Hal ini juga tidak lepas dari sorotan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur Maria Ernawati menuturkan, perkawinan anak di Madura sudah menjadi tradisi untuk mempererat silaturahmi sesama keluarga. Namun, meski pernikahan dilakukan saat balita tumbuh dewasa, fenomena ini cukup mengkhawatirkan untuk risiko terjadinya perkawinan anak.
“Kami berharap kepada pemerintah daerah untuk terus menerus memberikan sosialisasi tentang bahaya menikah muda atau pernikahan anak,” kata Erna.
Pasalnya, menurut BKKBN, pernikahan anak sangat berpotensi munculnya stunting dan bisa berdampak pada ekonomi. Stunting bisa saja terjadi pada bayi jika si ibu belum siap atau belum terlalu matang untuk mereproduksi. Selain itu, kesiapan mental juga menjadi penting.
Sementara itu, H. Zahri, orang tua perjodohan balita yang viral tersebut memastikan anak-anaknya akan dinikahkan ketika mereka lulus kuliah.
“Jadi tidak langsung dinikahkan saat masih kecil. Kami sebagai orang tua juga ingin melihat anak-anak kami menjadi orang sukses dan melihat mereka bisa mewujudkan cita-citanya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer : Izzatun Najibah
Editor: Dwi Lindawati