SURABAYA, Tugujatim.id – Ketua Umum Gerakan Peradaban Indonesia (GPI) Achmad Zaini mengungkapkan pihaknya bakal mengundang sejumlah politikus dan calon presiden Indonesia saat gelaran pengambilan Sumpah Peradaban. Rencananya acara GPI itu akan digelar pada 29 Juli 2023 di Tugu Pahlawan, Kota Surabaya.
“Jadi Sumpah Peradaban yang akan dilaksanakan pada 29 Juli di Tugu Pahlawan Surabaya itu sudah seizin Gubernur Jawa Timur dan sepakat di sana. Dan pada 20 Mei kami adakan acara pra-sumpah di kampus Unesa,” kata Ketua Umum GPI Achmad Zaini di Kantor Gubernur Jawa Timur, Rabu (03/05/2023).
Rencananya, Sumpah Peradaban tersebut akan dibacakan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam RI) Machfud MD dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubowono X.
Sebelumnya, GPI juga telah menggelar serangkaian kegiatan menuju Sumpah Peradaban seperti Dialog Kebangsaan pada pertengahan Januari 2023 di Gedung Negara Grahadi Surabaya. Acara tersebut juga dihadiri oleh Machfud MD, Sri Sultan Hamengkubowono X, Kanjeng Ratu Hemas, serta Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Achmad Zaini juga mengatakan, saat Sumpah Peradaban akhir Juli 2023, pihaknya juga akan mengundang sejumlah politikus, seluruh ketua partai Indonesia, hingga semua calon presiden 2024 dan calon wakil presiden 2024.
“Seluruh ketua partai, calon presiden, dan calon wakil presiden akan diundang,” ucap Achmad Zaini.
Dia mengungkapan, alasan mengundang para pejabat dan calon presiden beserta calon wakil presiden tersebut yakni untuk menyerukan gerakan anti politik identitas melalui semangatan perbaik moral. Mengingat, kurang dari satu tahun Indonesia akan menghadapi pesta demokrasi.
“Termasuk itu juga (tahun politik), jangan sampai tahun politik disalahgunakan. Silahkan berpolitik, tapi politik yang beradab, yang santun, yang tidak memecah belah, tidak mengadu domba, jangan pakai politik hoax. Mungkin kita nanti akan memberikan seruan kepada politikus-politikus itu,” ujar Zaini.
Selain itu, seruan perbaikan moral ini akan lebih menyasar kepada generasi muda khususnya mahasiswa di Jawa Timur. Zaini menuturkan bahwa saat ini banyak generasi muda mulai luntur dan kehilangan karakter. Menjadi suatu kekhawatiran, hal tersebut akan berpotensi munculnya perlakuan tindak kekerasan, kejahatan dan penggunaan obat terlarang.
“Tujuan berdirinya GPI itu karena sekarang manusia kurang bermoral, sudah melupakan moral kebaikan, sudah menyimpang. Anak-anak muda banyak kecanduan narkoba, masyarakat banyak yang menyimpang, pembunuhan, perampokan dan sebagainya. Kita mengadakan sumpah untuk mengingatkan kembali ke mereka untuk melakukan kebaikan,” pungkasnya.