SURABAYA, Tugujatim.id – Buntut dari hasil pertandingan Indonesia vs Ekuador, muncul banyak kekecewaan dari publik terkait permainan skuad Garuda.
Laga perdana Indonesia vs Ekuador di Piala Dunia U-17 yang berakhir 1-1 pada Jumat (10/11/2023) mendapat beragam komentar negatif di Instagram PSSI.
Misalnya, yang dilontarkan oleh akun @dika.arieff: “balik ke zaman batu, cuman kuat main 70 menit,” tulisnya.
Lalu akun @bataslangitsenja: “paling nggak berkaca dari pertandingan hari ini. Tau kan kenapa STY mengutamakan naturalisasi back baru lain dan pembenahan fisik ya karena bibitnya aja kayak gini, ngos-ngosan di babak kedua,” tulisnya.
Dan, masih banyak komentar lainnya.
Merespons hal tersebut, Wakil Ketua Umum (Waketum) PSSI, Zainudin Amali menceritakan bahwa pemain sepak bola profesional, Raja Nainggolan telah menekankan pada Timnas Indonesia untuk menghiraukan komentar negatif yang tertuju pada pemain muda Indonesia.
“Mereka kemarin nanya ke Raja bagaimana mengatasi tekanan? Tipsnya adalah kalian jangan hiraukan itu. Kalau ada yang tidak suka kalian, jangan dibaca,” katanya, di Grand Swiss Belhotel Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu (12/11/2023), saat menuturkan obrolan Raja Nainggolan.
Menurut Zainudin, pemain Timnas Indonesia telah memilili basic pendewasaan yang cukup matang meskipun usia mereka masih 17 tahun.
“Mereka (Timnas U-17 Indonesia) bilang namanya juga main bola ada yang suka dan tidak suka dan kami memahami keinginan publik. Ekspektasi publik itu sangat besar karena ini pertama kali ada Timnas (Indonesia) yang main ke Piala Dunia meskipun ini U-17, tapi mereka terhibur dengan ada gol pertama yang bisa dicetak oleh Timnas Indonesia,” jelasnya.
Zainudin juga menegaskan bahwa PSSI telah menyediakan psikolog untuk membantu kondisi mental para pemain. “Begitu ada perubahan sedikit, langsung kita tangani dengan psikolog. Mereka diukur tingkat kecemasannya dengan alat psikolog,” ujarnya.
Selain itu, Zainudin juga mengatakan bahwa hasil seri dari pertandingan lawan Ekuador kemarin menjadi pemacu semangat bagi Timnas Garuda. Mengingat Ekuador disebut-sebut sebagai tim yang paling kuat di Grup A.
”Hasil 1-1 itu menjadi penyemangat mereka, karena perkiraan mereka (publik) Indonesia pasti kalah tapi alhamdulilah. Itu yang mereka jadikan modal untuk semangat. Apalagi yang kita lihat senior jauh sekali. Ekuador 30-an kita 140-an (ranking FIFA). Saya kita di usia anak-anak seperti mereka, itu jadi motivasi,” pungkasnya.
Reporter: Izzatun Najibah
Editor: Lizya Kristanti