MOJOKERTO, Tugujatim.id – Patung Buddha Tidur yang berada di dalam kompleks Maha Vihara Majapahit Mojokerto menjadi patung terbesar di Indonesia. Patung Buddha ini mempunyai panjang 22 meter, lebar 6 meter, dan tinggi 4,5 meter. Tidak heran, Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) mendapuk patung Buddha Tidur ini sebagai patung Buddha Tidur terbesar di Indonesia.
Patung Buddha Tidur dengan warna keemasan ini berhiaskan relief di bagian bawahnya. Relief tersebut dapat dijumpai pada bagian depan bawah dan belakang bawah patung. Namun, apa sebenarnya pesan atau cerita tentang relief yang berada di bawah patung ini?
Upasaka Pandhita Maha Vihara Majapahit, Dharmapalo Saryono mengatakan, ada dua versi cerita relief yang tergambar di bawah patung Buddha Tidur ini. Pada relief depan menceritakan tentang Parinibanasutta. Artinya, relief tersebut menjelaskan kehidupan Buddha Gautama selama tiga bulan hingga menjelang wafatnya.
Karena kondisi fisik yang semakin tua, Buddha Gautama lebih banyak mengajarkan ajaran Buddha kepada para pengikutnya dengan posisi tidur miring ke kanan berbantalkan tangan kanan.
“Ada dua versi pada relief itu. Tampak bawah depan menceritakan kehidupan Buddha selama tiga bulan hingga menjelang wafat. Posisinya seperti patung Buddha Tidur, miring ke kanan dengan tangan kanan sebagai bantal saat mengajarkan ajaran kepada murid-muridnya,” kata Saryono kepada Tugu Jatim, Sabtu (03/06/2023).
Lalu pada bagian belakang patung, relief yang tergambar bercerita tentang salah satu ajaran Buddha yaitu tentang adanya hukum karma. Saryono menambahkan, hukum sebab akibat adalah sebuah hal yang pasti dialami oleh setiap makhluk. Siapa yang menanam kebaikan akan memperoleh kebaikan kepada pelaku dan sekitarnya.
“Untuk versi belakang bawah patung menjelaskan hukum sebab akibat (karma) dalam ajaran Buddha. Siapa yang menanam kebaikan pasti akan mendapat kebaikan pula. Sopo wonge nandur pasti panen,” imbuh warga kelahiran Boyolali ini.
Patung Buddha Tidur sendiri dibangun sebagai bentuk penghormatan kepada Sang Buddha. Sang Buddha lahir pada 623 Sebelum Masehi (SM) dengan nama Sidharta Gautama. Sebelum mendapat pencerahan menjadi Buddha, Sidharta Gautama menjadi pangeran karena menjadi anak tunggal dari seorang raja bernama Suddodhana dan Dewi Maha Maya.