Awali Harimu dengan Negative Thinking!

Ilustrasi.
Ilustrasi. (Foto: Pinterest)

Oleh: Rahayu SJ, mahasiswa IAI Al Qolam Kabupaten Malang

Tugujatim.id – Hah? Awali harimu dengan negative thinking? Tidak salah? Bukannya biasanya awali harimu dengan bismillah? Dengan positive thinking? Kok malah bertentangan dengan apa yang biasa kudengar sih?

Eits, tenang. Ini bukan negative thinking sungguhan. Filosofi Teras menyebutnya dengan “premeditatio malorum” atau “premeditate evil”, atau yang kerap diartikan Marcus Aurelius sebagai “pikirkanlah hal-hal buruk yang mungkin terjadi.” Langsung ke contohnya ya.

“Awali setiap hari dengan berkata kepada diri sendiri: hari ini saya akan bertemu dengan mereka yang membuat sakit hati, mereka yang tidak tahu batasan bercanda, yang tidak tahu berterima kasih, yang suka menghina, berkata kasar, berbuat curang dan jahat- semua itu karena pelakunya tidak mengerti apa yang baik dan buruk.

Saya tidak bisa disakiti oleh itu semua, karena tidak ada orang yang bisa menjerumuskan saya ke dalam perbuatan buruk, kecuali saya sendiri yang mengizinkannya. Saya mampu tetap berpikir rasional dan hidup dengan berani juga ramah; karena sesungguhnya kita dilahirkan ke dunia ini untuk bekerja sama…”

Ya, jika ada yang pernah membaca tulisan Marcus Aurelius, mungkin maknanya akan sama, hanya saja saya modifikasi sesuai dengan saya. Paragraf awal inilah yang disebut dengan istilah premeditatio malorum.

Nah, premeditatio malorum berbeda dengan negative thinking. Dikutip dari buku Filosofi Teras karya Henry Manampiring bahwa ada perbedaan antara pikiran-pikiran negatif yang dibahas oleh Seneca dengan premeditation malorum. Yang pertama, premeditatio malorum diawali dengan kesadaran dikotomi kendali.

Kita diajarkan bahwa hal-hal eksternal yang tidak di bawah kendali kita adalah indifferent, tidak berpengaruh pada baik tidaknya hidup kita. Ini berbeda dengan pikiran negatif yang menyiksa karena kita memberikan makna lebih kepada hal-hal ekternal. Contoh :

Premeditatio malorum : Aku tahu, jabatan ini hanyalah titipan, bisa diambil kapan saja. Maka dari itu, selagi masih dipercayakan kepadaku, aku harus jaga baik-baik.
Negative thinking : Aduh, gimana ya kalau misal tahun depan aku enggak menduduki jabatan ini lagi? Gimana kalau aku kalah pemilu?

Nah, paham kan apa perbedaannya? Coba baca lagi pelan-pelan dua bahasa yang sebenarnya konteksnya sama. Tapi cara pandangnya saja yang berbeda.

Perbedaan kedua, premeditatio malorum dari kekhawatiran yang tidak perlu adalah premeditatio malorum berada sepenuhnya dalam kendali kita. Kita sendiri yang memutuskan untuk menyimulasi berbagai hal negatif, di waktu yang kita tentukan (pagi hari sebelum memulai aktivitas) dan diakhiri dengan kesimpulan atau solusi.

Sebaliknya, kecemasan yang tidak perlu, tidak berujung apa-apa, muncul sendiri tanpa kendali, dan hanya menyiksa tanpa adanya solusi. Perbedaan lainnya adalah kecemasan bersifat emosional, sementara premeditatio malorum datang dari nalar dan kepala dingin.

Apa sih tujuan dari premeditatio malorum ini?

Memikirkan hal-hal buruk atau yang akan merusak hari kita adalah praktik untuk mengantisipasi hal-hal tidak enak yang mungkin terjadi. Kita mengubah hal-hal yang ‘tak terduga’ menjadi hal-hal yang ‘telah diantisipasi’. Selain itu, praktik ini justru menyiapkan kita untuk menghadapi skenario buruk, sehingga kita bisa menyiapkan solusi sebelum hal buruk itu benar-benar terjadi.

Contoh, karena kita sudah memikirkan kemungkinan listrik mati saat kita presentasi besok, maka hari sebelumnya kita akan belajar presentasi tanpa laptop, sehingga saat listrik mati sungguhan, kita tidak bingung dan kelabakan.

Ini adalah sesuatu yang baru. Yang saya pun baru tahu pagi tadi. Jadi, yuk hal baik ini kita tiru. Caranya? Bukan lagi dengan mengawali hari dengan positif thinking atau negatif thingking, tapi, mengawali hari dengan premeditatio malorum!

 


Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim