KEDIRI, Tugujatim.id – Kabupaten Kediri kembali menemukan benda cagar budaya berupa kepala kala dan benda bersejarah lainnya pada Rabu (14/04/2021). Sejumlah temuan benda-benda bersejarah itu menjadi saksi bisu atas adanya peradaban di era zaman kuno saat itu dan kini menyisakan sebuah cerita hingga asal usul atau silsilah sejarah. Sayangnya, jejaknya banyak yang terkubur oleh lahar letusan Gunung Kelud.
Seperti kejadian di Desa Klanderan, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, di mana warga setempat menemukan batu kepala kala saat membersihkan sungai. Diduga batu tersebut merupakan peninggalan periode Jawa Tengah. Tak hanya itu, warga juga menemukan artefak berupa kendi dan keramik era Majapahit dan dari daratan China dan Indochina.
Penemuan sebuah batu andesit berupa kepala kala itu kali pertama ditemukan Cahyo Umar Guritno, warga Desa Klanderan, Kecamatan Plosoklaten. Cahyo menerangkan ketika membersihkan sungai, dia menemukan batu tersebut.
“Saat hendak membersihkan sungai, saya tidak sengaja melihat batu itu,” terang Cahyo.
Kepala kala tersebut memiliki panjang 60 sentimeter, lebar 23 sentimeter, dan tinggi 26 sentimeter. Sedangkan ketebalan kepala batu 13 sentimeter. Saat ini batu kepala kala diamankan di rumah warga.
Bahkan, tidak jauh dari lokasi temuan kepala kala juga ditemukan artefak berupa kendi susu yang diperkirakan peninggalan era Majapahit, serpihan keramik diduga dari China dan Indochina antara abad 12 hingga abad 18, serta uang koin kuno.
Dengan temuan tersebut, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri masih melakukan penelitian dan berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur untuk mengetahui pasti keaslian dan mengetahui periodesasi benda tersebut.
Kasi Museum dan Purbakala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Kediri Eko Priyatno mengatakan, atas benda bersejarah itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur untuk mengetahui pasti keaslian dan mengetahui periodisasi benda tersebut.
“Bila melihat dugaan awal kami, benda itu ialah kepala kala. Bila melihat desain atau gaya dari arca kepala kala tersebut mengarah pada gaya Jawa Tengah. Gaya-gaya seperti ini populer pada abad 8- abad 11,” ujarnya.
“Kalau kala ini dalam simbolisme agama Hindu sebagai penolak bala, ditempatkan di ambang pintu. Jadi, kalau masuk ruangan berada di atas. Penolak bala ini dipercaya sebagai penangkal sifat buruk manusia dalam sebuah bangunan suci,” jelasnya.