PASURUAN, Tugujatim.id – Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan suporter Arema FC, Aremania, meninggalkan duka mendalam bagi seluruh pecinta sepakbola Indonesia. Duka tersebut juga dirasakan oleh perkumpulan Bonek dan Sakeramania Pasuruan. Pasalnya, delapan suporter Arema FC asal Pasuruan turut jadi korban jiwa dalam tragedi Kanjuruhan.
Puluhan Bonek dan Sakeramania Pasuruan yang tergabung dalam BonSas (Bonex – Sakera Pasuruan) dan Avanti Gren Nord Pasuruan menggelar tahlilan dan doa bersama, pada Minggu (02/10/2022) sore.
Dalam kegiatan tahlilan di warung Deaa Masangan, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan ini, puluhan Bonek dan Sakeramania mendoakan ratusan korban tragedi Kanjuruhan.
Mereka seakan melepaskan sisi rivalitas antar Bonek dan Aremania.
Sekjen Sakeramania Pasuruan, Henry Sulfianto menyatakan bahwa kegiatan doa bersama ini sebagai wujud keprihatinan dan solidaritas sesama pecinta sepakbola.
“Terlepas dari rivalitas antara bonek aremania selama ini. Doa tahlil ini atas dasar rasa dan kemanusiaan terhadap tragedi berdarah yang merengut ratusan korban jiwa itu. Semoga para korban tewas dengan husnul khotimah dan yang luka segera sembuh,” ucap Henry, pada Senin (03/10/2022).
Selain itu, perwakilan Bonek dan Sakeramania Pasuruan menyayangkan tindakan dari aparat kepolisian yang menembakkan gas air mata kearah suporter yang berada di tribun Stadion Kanjuruhan.
Pasalnya, penggunaan gas air mata menyalahi aturan FIFA serta memicu kepanikan para suporter yang berebut keluar hingga memakan ratusan korban yang terinjak-injak.
Meskipun begitu, Henry berharap agar tragedi ini tidak berdampak pada penghentian sementara pertandingan sepakbola di Indonesia.
“Semoga kejadian di Malang itu jadi pelajaran bagi kita semua dan kami berharap FIFA tidak menjatuhkan sanksi pembekuan sepak bola Indonesia,” pungkasnya.