JEMBER – Bupati Jember Faida memberikan kritik keras pada calon kepala daerah yang mengeluarkan uang miliaran rupiah untuk mendapat rekomendasi untuk maju pada Pilkada. Hal tersebut diucapkan Faida dalam video yang mulai menyebar di media sosial jelang Pilkada 2020 ini.
Salah satu video pidato Bupati Jember tersebut diunggah oleh akun Facebook Kang Faizin pada Selasa (1/9/2020) pagi.
Dalam video berdurasi kurang lebih 3 menit tersebut, bupati petahana menyebut bakal sulit mencari pemimpin benar jika mencari rekomendasi saja harus mengeluarkan miliaran rupiah.
Baca Juga: Gua Baru Ditemukan di Malang Selatan, Keindahannya Siap jadi Potensi Wisata
“Kalau dalam Pilkada itu mencari rekom saja perlu uang bermiliar-miliar. Sementara gaji bupati semua orang tahu itu rata-rata Rp 6 juta. Kalau toh ada insentif dan lain-lainnya. Dengan biaya yang puluhan miliar itu, saya pastikan, sulit menjadi pemimpin yang tegak lurus,” beber perempuan yang juga bakal calon Bupati Jember dari jalur independen tersebut.
Sebab, Faida beranggapan bahwa mengawali menggalang dukungan atau rekomendasi dengan biaya miliaran itu merupakan metode yang tidak terhormat.
HARGA REKOM Asyik juga cerita ibu ini, share sini ah siapa tahu ada yang ingin tahu berapa harga rekom buat bisa jadi Calon Bupati…
Dikirim oleh Kang Faizin pada Senin, 31 Agustus 2020
Baca Juga: PLN Berikan Token Listrik Gratis September 2020, Ini Cara Mendapatkannya
“Sulit menjadi pemimpin yang tegak lurus apabila mengawali pencalonan Pilkada dengan cara-cara yang kurang hormat. Membeli kesempatan, membayar kepercayaan itu bukan suatu awalan yang baik. Dan saya yakin hal itu tidak akan mendapat ridho dari Allah,” lanjut Faida dalam video yang viral tersebut.
Dalam video tersebut menyatakan bahwa Faida mengucapkan hal tersebut kala Bupati Jember menjadi panelis dalam webinar dengan topik ‘Perempuan sebagai Kepala Daerah’ di Pendopo Wahyawibawagraha, Kabupaten Jember, pada 25 Agustus 2020. Pada webinar tersebut juga diikuti oleh Wali Kota Batu, Bupati Jember, dan Bupati Karawang.
Penulis: Gigih Mazda