MALANG – Selepas cuti selama 5 hari untuk studi banding ke Spanyol, Bupati Malang, Sanusi, mengatakan ingin merenovasi Stadion Kanjuruhan seperti Camp Nou, markas FC Barcelona. Ini selepas politisi PDIP ini mengunjungi markas FC Barcelona dan melihat berbagai fasilitas di sana.
“Stadion olahraga di sana (Barcelona) itu sudah jadi destinasi wisata, jadi tidak hanya digunakan untuk pertandingan saja,” jelas Sanusi, saat peresmian PLTMH Boon Pring di Desa Sanankerto, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Minggu (2/3).
Menggandeng Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, Bupati Malang itu ingin mengubah stadion di Kepanjen tersebut menyerupai ikon tim Catalan tersebut. “Kemarin staf dari Kemenpora juga ikut, nanti juga ikut mendesain, dan minggu depan mulai bekerja untuk perencanaan,” lanjutnya.
Tambah Sanusi, nantinya dana 300 miliar akan digelontorkan demi mengubah markas Singo Edan menjadi lebih mewah. “Diperkirakan nanti ada anggaran 300 miliar untuk memoles Kanjuruhan menyerupai di Barcelona,” ujarnya.
Dana itu sendiri nantinya akan dikucurkan oleh Pemerintah Pusat, sehingga Pemkab tidak harus mengeluarkan biaya sepeserpun. “Nanti kita serahkan semuanya ke Kemenpora, untuk keuangannya nanti ke Kemenkeu, jadi kita cuma terima bangunan,” jelasnya.
Selain fasilitas olahraga, akan ditambah ruang konferensi, ruang pemutaran film, dan juga museum olahraga. “Ini masih kita gali dan kita tempatkan di sana,” sambung kader NU ini.
Sanusi juga mengatakan akan menghilangkan jalur tracking di sentel ban demi menambah kapasitas tribun Stadion Kanjuruhan. “Penonton akan langsung ke sentel ban, tidak ada tracking nanti, sehingga kapasitas bisa lebih banyak, dan (atap) tribun nanti mengelilingi jadi tidak ada yang basah-basahan,” jelasnya.
Calon Bupati petahana ini juga memilih Spanyol sebagi contoh karena manajemen stadion yang terbaik di Eropa ada disana. “Dan di sana komunikasinya dengan KBRI terjalin, kita juga diundang,” tambah Sanusi.
Langkah awal yang dilakukan adalah dengan mengganti rumput stadion dengan rumput yang lebih baik. “Ada rumput yang mirip disana tapi produk Indonesia. Rumput di Wajak itu katanya sudah bisa. Rumputnya itu bagus seperti karpet,” tutupnya.
Reporter: Rizal Adhi
Editor: Lizya Kristanti