Candi Sanggrahan Tulungagung dan Kemegahan Peninggalan Majapahit Pasca Pemugaran

candi sanggrahan tulungagung tugu jatim
Tampak bangunan Candi Sanggrahan yang telah selesai dipugar Foto: Google Local Guide @Yuanovita Fitria

TULUNGAGUNG, Tugujatim.id – Kabupaten Tulungagung di Jawa Timur tak lepas dari kelekatan sejarah peradaban kerajaan di tanah Jawa, terutama Majapahit. Salah satu peninggalan era Raja Hayam Wuruk ialah Candi Sanggrahan Tulungagung. Candi ini menjadi salah satu wisata candi di Tulungagung yang bercorak Budha.

Beberapa bangunan candi yang ada di Tulungagung yakni candi-candi Dadi, Gayatri, Ampel, Mirigambar, Penampihan, Aryo Jeding, dan Candi Selomangleng. Banyaknya candi yang ada menunjukkan seberapa besar pengaruh kerajaan Majapahit kala itu. Selain sebagai sumber belajar dan penelitian, keberadaan candi menjadi aset destinasai wisata bagi pemerintah yang hingga kini terus dilestarikan.

Sejarah Penemuan Candi Sanggrahan

Candi Sanggrahan merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit yang diduga telah ada dan dibangun pada masa Raja Hayam Wuruk sekitar tahun 1359 hingga 1389 Masehi. Informasi awal keberadaan candi ini muncul dalam catatan J Knebel (1908) yang disebut kembali oleh N J Krom (1923).

Dalam catatan tersebut, Knebel menjumpai adanya lima buah arca Budha dan bangunan candi. Arca tersebut kemudian diketahui sebagai Arca Dhyani Buddha. Masyarakat sekitarpun menyebut Candi Sanggarahan sebagai cungkup karena bentuknya.

Candi Sanggrahan diduga memiliki kaitan erat dengan adanya candi-candi Boyolangu. Hal ini tak lepas dari jaraknya yang cukup dekat, yakni sekitar 3,9 km. Dalam beberapa rilis Pemerintah Kabupaten Tulungagung, situs ini dipercaya sebagai lokasi peristirahatan rombongan pembawa jenazah pendeta wanita Budha pada era Kerajaan Majapahit yang bernama Gayatri. Jenazah pendeta bergelar Rajapadmi ini kemudian disemayamkan di Candi Boyolangu.

Setelah awal penemuan Candi Sanggrahan, dinas purbakala pada era kolonial Belanda, yakni Oudheikundige Dienst melakukan penelurusan dan kajian penelitian pada candi tersebut sekitar tahun 1915. Pemerintah Belanda pun melakukan beberapa pemugaran walau informasi terkait hal ini tidak begitu terdokumentasikan.

Upaya Pemugaran Candi Sanggrahan

candi sanggrahan tulungagung tugu jatim
Proses Pemugaran Candi Sanggrahan pada 2017. Foto: Dok BPCB Jawa Timur

Sebagai salah satu destinasi wisata sejarah di Jawa Timur, pemerintah juga turut melakukan pemugaran sebagai upaya merawat Candi Sanggrahan. Dalam arsip Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), tercatat adanya proses inventarisasi dan pelestarian oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim sejak 1996.

Dalam arsip tersebut diungkapkan adanya penetapan Candi Sanggrahan sebagai cagar budaya pada 2010 dan dipugar sejak 2014. Walau demikian juga terdapat arsip lain berupa penetapan status Candi Sanggarahan oleh Bupati Tulungagung pada 2019 melalui surat keputusan nomor 188.45/96/013/2019.

Dalam laporan kinerja BPCB Jawa Timur 2021, disebutkan bahwa proses pemugaran dibagi menjadi beberapa tahap. Pada triwulan ketiga dan keempat, tercatat kegiatan pemugaran Candi Sanggrahan telah mencapai 79 persen.

Sebelumnya, pada 2017, BPCB merilis pelaksanan pemugaran tahap keempat. Tahap ini berfokus pada perbaikan bangunan dinding teras yang ada di bangunan induk. Hingga bulan Mei 2017, telah dilakukan proses registrasi, pembongkaran struktur bata, dan menggantinya dengan bata pengganti.

Karakter Bangunan Candi Sanggrahan

candi sanggrahan tulungagung tugu jatim
Bangunan Candi Sanggrahan Tulungagung sebelum pemugaran. Foto: Dok BPCB Jatim dalam Buku Candi Indonesia Seri Jawa

Dalam buku besar Candi Indonesia Seri Jawa yang diterbitkan Kemendikbud, terdapat ulasan bagaimana bentuk dan ukuran candi sebelum pemugaran. Buku terbitan 2013 itu mengungkapkan bahwa Candi Sanggrahan dibangun di atas sebuah pelataran yang ditinggikan dari permukaan tanah di sekitarnya.

Pelataran ini memiliki ketinggian 2,25 meter dan diperkuat dengan struktur bata di seluruh tepinya sehingga tanah pelataran tidak mudah longsor. Ukurannya adalah 51 x 42,75 meter.

Pada bagian tepi pelataran, terdapat sisa dasar tembok keliling dan juga sisa gapura yang terbuat dari bata di sisi barat pelataran. Pada bagian tangga candi juga terdapat bagian yang bergeser sekitar 1,6 meter.

candi sanggrahan tulungagung tugu jatim
Gapura Candi Sanggrahan sebelum dipugar. Foto: Dok BPCB Jatim dalam Buku Candi Indonesia Seri Jawa

Pada bagian gapura, tersisa beberapa anak tangga dengan pintu yang relatif sempit. Namun kini setelah dipugar, terdapat delapan anak tangga gapura yang telah tertata rapi dengan pintu yang lebih luas dari sebelumnya.

Candi Sanggrahan Tulungagung memiliki lanskap bentuk persegi panjang dengan ukuran 9,06 x 9,06 meter. Pada bagian barat terdapat penampil yang menjorok keluar dari sisi barat kaki candi sehingga panjang total candi dan penampilnya menjadi 12,06 meter.

Dengan tinggi sekitar 5,75 meter, salah satu candi di Tulungagung ini memiliki dua tingkat kaki candi. Kaki pertama berukuran 1,1 meter yang lebih rendah daripada kaki kedua dengan tinggi 3,33 meter. Sebelum pemugaran, susunan bata sudah tidak utuh lagi.

Candi Sanggrahan juga memiliki beberapa relief di sisi timur, selatan, dan utara. Beberapa panil relief menunjukkan pahatan gambar binatang seperti singa dan singa.

Lokasi dan Rute Menuju Candi Sanggrahan

candi sanggrahan tulungagung tugu jatim
Kondisi gapura Candi Sanggrahan Tulungagung setelah pemugaran. Foto: Google Local Guide @Yuanovita Fitria

Untuk mengunjungi Candi Sanggrahan, Anda dapat mengarahkan kendaraan dari pusat kota Tulungagung ke arah selatan melalui Kecamatan Campurdarat. Setelah tiba di perempatan Pasar Boyolangu, belokkan kendaraan ke kiri.

Sekitar lima kilometer dari lokasi tersebut, maka pengunjung akan menemukan Balai Desa Sanggrahan di salah satu sudut perempatan. Nah, lokasi Candi Sanggrahan tidak jauh dari balai desa tersebut. Anda dapat bertanya pada penduduk sekitar sehingga dapat langsung menuju ke lokasi Candi Sanggrahan tanpa kebingungan lagi.

candi sanggrahan tulungagung tugu jatim
Bangunan Candi Sanggrahan pasca pemugaran. Foto: Google Local Guide @Yuanovita Fitria