MALANG, Tugujatim.id – Berkah, satu hal yang dipercaya banyak masyarakat dari berbagai lapisan tentang Gunung Kawi. Karena keberkahan itulah membuat pesarean itu banyak dikunjungi warga dari berbagai daerah bahkan manca negara. Salah satunya Jiman (50).
Warga asal Solo itu rela menempuh perjalanan jauh dari Jawa Tengah untuk memperoleh berkah dari pesarean Gunung Kawi yang terletak di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang.
Jiman datang tidak sendirian, dia bersama istri dan kedua anaknya dari Kota Solo. Dia memang memiliki semacam rutinan berkunjung ke lokasi tersebut. Menurut pengakuannya, dia bisa beberapa kali ke Gunung Kawi dalam setahun. Di sana dia berziarah ke makam Eyang Djugo dan Raden Mas (RM) Iman Sudjono.
Tentang apa tujuannya jauh-jauh datang ke Gunung Kawi, Jiman menjawab untuk mencari keberkahan dan keselamatan.
“Saya ke sini untuk keberkahan dan keselamatan agar usaha saya lancar,” ujarnya saat ditemui selepas acara kirab sesaji dan penyekaran Haul RM Iman Sudjono, Selasa (9/8/2022) petang.
Dari solo ke Gunung Kawi mereka tempuh selama delapan jam naik mobil termasuk istirahatnya. Mereka berangkat pukul 07.00 dan tiba pada pukul 15.00 WIB. Setelah berziarah, mereka berencana bermalam di penginapan di sekitar Pesarean Gunung Kawi.
Menurut ceritanya, kebiasaan berkunjung ke Gunung Kawi ini telah dilakukan sejak tahun 2008 bersama istrinya.
“Kalau dulu cuma berdua saja, kami naik motor. Sekarang naik mobil sama anak-anak,” imbuhnya.
Awalnya ia berkunjung untuk memenuhi rasa penasaran karena ada desas-desus bahwa banyak orang mencari pesugihan di Gunung Kawi.
“Awalnya penasaran saja. Kok banyak orang yang bilang gitu (ada pesugihan). Tapi ternyata tidak ada,” kata Jiman.
Meski demikian, ia mempercayai bahwa berziarah ke Pesarean Gunung Kawi bisa memberikan berkah karena Eyang Djugo dan RM Iman Sudjono membantu menyampaikan doa mereka kepada Tuhan Yang Maha Esa.
“Seperti kalau mau metik buah, kita pakai bantuan tongkat supaya lebih mudah dapatnya,” ujarnya.
Sampai saat ini, ia juga tidak memahami dari mana desas-desus pesugihan itu berasal.
“Padahal di sini cuma tahlil, selametan, nyekar. Jadi, orang-orang itu salah kaprah,” tuturnya.
Selama bertahun-tahun berkunjung, ia tidak menemukan praktik pesugihan tersebut. Ia juga tidak merasakan ada lonjakan penjualan yang luar biasa dari warung sate kambing yang ia kelola setelah berkunjung ke Pesarean Gunung Kawi.
“Saya sudah bertahun-tahun (ke Gunung Kawi), tapi nggak kaya-kaya. Biasa-biasa saja. Alhamdulillah usaha berjalan lancar dan hasilnya cukup buat sehari-hari,” kata Jiman.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim