GRESIK, Tugujatim.id – Bila diminta menghafal 1 lembar halaman Alquran dengan waktu 5 menit, orang yang dikaruniai kelengkapan indra saja mungkin tidak semua sanggup melakukannya.
Namun, ada hal berbeda yang bisa mengikat perhatian. Siswi difabel tunanetra bernama Wanda Nur Fadilah, Kelas X, SMA Muhammadiyah 1 Gresik ini justru mampu menjadi Juara Utama Lomba Tahfiz Quran Muhammadiyah Education (ME) Award 2020.
Ya, ia menjadi juara di tengah keterbatasan fisiknya yang tida bisa melihat. Mampu menghafal 1 lembar halaman Al-Quran dengan waktu 5 menit bukan lagi tantangan. Hal tersebut sangat jelas jika Wanda amat piawai dalam hal itu.
Also Read
Baca Juga: Mengulik Fenomena Pencurian Kain Kafan yang Konon untuk Pesugihan
“Alhamdulillah dalam lomba berbasis daring ini, Wanda bisa lolos (Juara Utama, red) Muhammadiyah Education (ME) Award 2020 pada Bidang Tahfiz. Anak-anak kami punya keterbatasan tunanetra, namun bisa mengalahkan teman-teman pada umumnya,” terang Ainul Muttaqin, Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Gresik seperti dilansir Surya, Selasa (29/12/2020).
Banyak yang tidak menyangka, Wanda ialah satu-satunya peserta difabel tunanetra dalam Lomba Tahfiz Quran Muhammadiyah Education (ME) Award 2020 mampu mengalahkan ratusan peserta lain yang dikaruniai kelengkapan indera. Yang membuat air mata ini menetes dengan bangga, Wanda merupakan putri kembar dari pekerja kuli bangunan.
“Anak-anak kami memiliki kebutuhan keterbatasan tunanetra mengalahkan teman-teman yang pada umumnya. Anaknya masih kelas X, belum pernah masuk sekolah tapi mereka berhasil mengalahkan anak-anak kelas X, XI di sekolah,” syukur Ainul Muttaqin dilansir dari website resmi Muhammadiyah, Selasa (29/12).
Wanda senang. Ia mengaku berlatih dengan sungguh-sungguh dalam membaca dan menghafal Al-Quran setiap harinya. Ia tidak lupa, meminta doa restu juga kepada orang tuanya agar bisa membanggakan dan mengangkat derajat keluarganya. Cita-citanya S3, punya itikad baik untuk mengabdi pada masyarakat, menjadi guru atau dosen.
Baca Juga: Tips dan Cara Efektif Membangun Komunikasi dengan Anak Sejak Usia Dini
“Saya senang bisa ambil bagian dari Tahfiz 2020, masuk 10 besar dan mengalahkan ratusan peserta. Saya bersyukur dan bangga bisa memenangkannya. Saya ingin mewujudkan keinginan orang tua, sebagai anak yang mampu Tahfiz Al-Quran,” ucap Wanda, siswi difabel Kelas X, SMA Muhammadiyah 1 Gresik, Jl. KH. Kholil No. 90 tersebut dengan wajah berseri.
Ayahnya bernama Sajib Iswandi, pekerja kuli bangunan dari keluarga yang pra-sejahtera. Ibunya hanya lulusan SMP, bernama Nur Sianah, tidak punya background santri, rutinitasnya sebagai ibu rumah tangga yang tabah membimbing anaknya. Sedangkan, saudara kembarnya bernama Windi Nur Fadilah, difabel tunanetra, keduanya sama-sama Tahfiz Al-Quran. Saya pribadi, takjub bukan main.
“Saya selalu mengingatkan anak-anak (Wanda dan Windi, red) untuk tidak lupa menghafal Al-Quran setiap hari,” tutur Nur yang selalu memberi dukungan, pendampingan dan meminta anaknya untuk percaya diri atas potensi masing-masing. Nur juga turut mendoakan keduanya.
Di tengah gemerlap perkotaan yang bersaing mengejar prestasi duniawi, hiduplah keluarga sederhana di tepian kota, namun luar biasa, berhati tabah mendidik anak-anaknya yang difabel tunanetra agar berprestasi sebagai Tahfiz Al-Quran.
Wanda tinggal di Dusun Lempung, Desa Turirejo, Kec. Kedamean, Kab. Gresik. Prestasi yang diraih Wanda, istimewa, tidak semua orang bisa. Bahkan saya mengakui, secara pribadi tidak bisa memeroleh prestasi hebat seperti yang dicapai Wanda. (Rangga Aji/gg)