China Temukan Metode Baru Vaksinasi tanpa Jarum Suntik Pertama di Dunia

Vaksinasi tanpa jarum suntik. (Foto: yicaiglobal.com/Tugu Jatim)
Ilustrasi vaksin inhalasi yang telah diberlakukan pada September 2022 di China. (Foto: yicaiglobal.com)

Tugujatim.id – Vaksin Covid-19 tanpa jarum suntik berhasil dipublikasikan di China. Temuan vaksinasi tanpa jarum suntik ini sekaligus menjadi penemuan pertama di dunia. Inovasi baru ini diharapkan nantinya dapat membantu dalam perluasan jangkauan target vaksinasi dan dapat dijadikan pilihan di masa mendatang.

Vaksinasi tanpa jarum suntik dalam bentuk kabut ini ditawarkan sebagai dosis penguat untuk individu yang telah divaksinasi sebelumnya. Hal ini dilakukan dengan cara memasukkan nosel pendek dari cangkir bening ke dalam mulut mereka untuk dihirup perlahan dan menahan napas selama 5 detik, dengan seluruh prosedur selesai dalam 20 detik.

“Rasanya seperti minum secangkir teh susu. Ketika saya menghirupnya, rasanya agak manis,” ujar salah satu penduduk Shanghai seusai mencoba vaksinasi tanpa jarung suntik dengan metode inhalasi ini dalam video yang diposting oleh outlet media online Pemerintah China.

Vaksinasi tanpa jarum suntik ini telah disetujui regulator China pada September lalu. Cina Cansino Biologics Inc sebagai perusahaan biofarmasi China mengembangkan sebagai versi aerosol dari vaksin adenovirus, perusahaan yang sama dengan menggunakan virus flu yang relatif tidak berbahaya.

Sebelumnya pada 2021, perusahaan biofarmasi yang berbasis di Tianjin ini telah menyelesaikan uji klinis Fase III vaksin Covid-19 intramuskular dengan melibatkan 45.000 sukarelawan di seluruh dunia. Vaksin tersebut kemudian disetujui untuk digunakan di China, Hongaria, Pakistan, Malaysia, Argentina, dan Meksiko.

“Kami telah berupaya keras untuk mengembangkan versi vaksin kami yang dapat dihirup. Memberi publik rute vaksinasi alternatif yang andal telah menjadi salah satu prioritas desain kami,” kata Tao Zhu, salah satu pendiri CanSinoBIO, melansir dari Nature.

Zhu mengatakan, vaksin yang dapat dihirup ini menirukan Covid-19 yang memasuki tubuh manusia melalui saluran udara. Ketika vaksinnya di-aerosol menjadi partikel kecil dan dapat dihirup ke dalam saluran pernapasan, hal ini akan memicu memori imunologis dan memulai respons imun pada selaput lendir di saluran pernapasan.

Di sisi lain, Profesor Kedokteran Molekuler di University of Kent, Martin Michaelis, mengatakan, jenis vaksin inhalasi ini memang dapat menjadi pilihan di masa depan, terutama bagi mereka yang takut dengan jarum suntik. Namun, dia juga masih mempertanyakan keefektifan yang mereka miliki.

“Masih dipertanyakan saat ini apakah mereka benar-benar berpotensi meningkatkan perlindungan kekebalan dan mengurangi penyebaran Covid-19,” kata Prof Michaelis dikutip dari National World.