PASURUAN, Tugujatim.id – Sebagai danau alami, Ranu Grati terletak tak jauh dari pegunungan Bromo Tengger Semeru. Danau seluas 1.065 hektare ini berada di Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Kawasan tepi danau berbatasan dengan tiga desa, yakni Desa Sumberdawesari, Ranu Klindungan, Gratitunon.
Sebagai salah satu destinasi wisata, terdapat beberapa fasilitas yang telah disediakan. Anda dan keluarga bisa menikmati keindahan danau di anjungan apung sambil menikmati aneka hidangan. Tempat ini juga Instagramable. Anda dapat berfoto dengan latar pegunungan yang menawan.
Ingin memancing? Bisa. Anda cukup membawa alat pancing dan mengarahkan kail ke danau sambil menikmati secangkir kopi. Bangku taman yang berderet di tepian danau juga bisa jadi pilihan untuk bersantai
Tidak perlu khawatir jika Anda datang pada sore hari. Selain panorama matahari tenggelam, indahnya lampu hias di tepian danau akan mengobati kejenuhan. Terlepas dari daya tarik wisata, danau ini menyimpan misteri dan beberapa cerita yang bisa jadi referensi.
Legenda Naga Baru Klinting dan Asal Usul Ranu Grati
Asal muasal Danau Ranu Grati tak lepas dari cerita rakyat yang telah turun temurun dipercaya oleh masyarakat. Dalam laman Pemkab Pasuruan, dikisahkan bahwa putri Kerajaan Mataram Kuno itu bersama Begawan Nyampo memiliki seorang anak bernama Jaka Baru atau Baru Klinting. Namun karena memiliki kulit bersisik dan ekor, Baru Klinting akhirnya bertapa agar bisa menjadi manusia biasa.
Saat bertapa, ada seorang kakek tua buta yang tak sengaja bertemu dengan Baru Klinting. Kakek tersebut lalu memohon agar Baru bisa membantu menyembuhkan kebutaannya. Akhirnya, Baru menyuruh sang kakek untuk mengiris punggung bersisiknya.
Darah yang keluar kemudian dioleskan ke mata kakek itu. Ajaibnya, kakek tersebut akhirnya bisa melihat kembali. Baru Klinting lalu memberi syarat, jika kakek itu membocorkan tempatnya bertapa maka sang kakek akan buta kembali.
Setelah pulang ke perkampungan, warga desa yang terkejut dengan kondisi kakek itupun mendesak agar membocorkan di mana lokasi Baru Klinting. Setelah berhasil mendapatkan lokasinya, mereka memburu Baru Klinting hingga membunuhnya.
Setelah kejadian tersebut, warga kampung itu lalu berpesta. Di tengah pesta, muncul Endang yang tengah mencari anaknya. Karena tau anaknya telah dibunuh, Endangpun marah dan menancapkan lidi di tanah. Ia menantang warga untuk mencabut lidi tersebut.
Wargapun menyerah. Sebatang lidi itu tak sanggup mereka cabut. Akhirnya Endang mencabut lidi tersebut. Lalu air mulai muncul dari lubang bekas lidi. Air yang semakin deras akhirnya menenggelamkan seluruh warga dan kemudian menjadi Danau Ranu Grati.
Ranu Grati, Danau Vulkanis yang Jadi Sumber Irigasi dan Tempat Keramba Ikan
Terlepas dari kisah legenda yang ada di masyarakat, rupanya terdapat penjelasan ilmiah bagaimana Danau Ranu Grati dapat terbentuk. Menurut catatan Van Bemmelen (1949) berjudul The Geology of Indonesia, Ranu Grati merupakan danau vulkanis yang terbentuk karena aktivitas geologis Pegunungan Tengger-Bromo. Daratan tersebut menjadi pusat erupsi kompleks yang bersebelahan dengan area letusan lainnya.
Dalam riset Arif Darmawan dkk (2019) terkait kondisi bentang alam Danau Ranu Grati, disebutkan bahwa Ranu Grati memiliki kedalaman 74,07 meter hingga 121,9 meter. Luasan danau yang diperoleh melalui analisis Bing Map mencapai 183,48 hektare.
Perjalanan ratusan tahun membuat cekungan tersebut menjadi sebuah danau. Berkembangnya pemukiman dan peradaban agraris di sekitar pegunungan Tengger Semeru juga turut menjadikan danau tersebut sebagai tumpuan.
Masyarakat menggunakan air danau sebagai salah satu sumber irigasi pertanian. Selain itu, perkembangan ilmu pengetahuan tentang budi daya membuat masyarakat berinisiatif membangun budi daya ikan air tawar.
Dengan menggunakan sistem keramba, masyarakat mulai mengembangbiakkan ikan gurami, mujair, wader, hingga nila merah. Kini, adanya pengelolaan wisata juga membuat keberadaan Danau Ranu Grati makin bermanfaat bagi warga.
Pemkab Pasuruan juga terus menggenjot potensi pariwisata agar bisa menambah pendapatan daerah (PAD). Pemkab Pasuruan menargetkan PAD Rp800 juta dari tiga kawasan wisata utama, yakni Pemandian Banyubiru, Wisata Tosari, dan Danau Ranu Grati.
Pada pertengahan November 2019, Disparbud Kabupaten Pasuruan mencatat bahwa Danau Ranu Grati memberi tambahan PAD sebesar Rp33 juta dari target Rp30 juta. Pembangunan terus dilakukan dengan menggunakan APBD kabupaten sehingga diharapkan peminat wisata ke Ranu Grati akan meningkat.
Misteri Tenggelamnya Tank Amfibi TNI pada 1979
Mungkin tak banyak yang tahu jika pernah terjadi peristiwa tenggelamnya tank amfibi TNI AD di Danau Ranu Grati. Kejadian yang menewaskan 23 awak ini terjadi pada tanggal 17 Oktober 1979, pada sebuah agenda latihan gabungan.
Hingga kini, bangkai tank dan jenazah seluruh korban tak pernah ditemukan. Walau arsip kejadian ini sulit ditemukan dalam laman TNI maupun pemerintah, beberapa media lokal pernah menuliskannya berdasarkan kesaksian warga desa. Kenangan pilu peristiwa tersebut kemudian diabadikan dalam sebuah monument yang berada tepat di tepi sisi timur Danau Ranu Grati.