MOJOKERTO, Tugujatim.id – Puasa Ramadhan 1445 Hijriah membawa beragam pengalaman dari penjuru negeri. Sebagai salah satu rukun Islam, ibadah puasa menyisakan pergulatan pengalaman lahir maupun batin yang menarik untuk ditelusuri. Seperti pengalaman Daniar Rachman Hakim, warga Kabupaten Mojokerto, yang menghabiskan puasa Ramadan 2024 di Uni Emirat Arab.
Puasa tahun ini dilewati oleh Daniar Rachman Hakim bersama keluarga kecilnya dengan sederhana. Tidak seperti tahun lalu, warga kelahiran Ngimbangan, Mojosari, Kabupaten Mojokerto, ini memilih menghabiskan waktu bersama istri dan anaknya di rumah.
“Tahun ini lebih sering memasak di rumah saja. Jadi setelah pulang kantor langsung ke rumah untuk persiapan berbuka puasa. Lebih jarang buka puasa di luar rumah,” tutur Daniar Rachman Hakim, Jumat (29/03/2024).
Meski penjual takjil saat Ramadan begitu mudah dijumpai, Daniar mengaku lebih senang memasak sendiri di rumah. Alumnus Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet ini ingin menikmati masakan Indonesia lebih sering saat bulan Ramadan.
“Kalau yang jual takjil kebanyakan orang dari Pakistan, India, serta warga negara sekitarnya. Lagi ingin sering memasak saja bareng istri, masak makanan Indonesia saja. Sekalian mengobati kangen suasana negara asal kami,” ungkapnya.
Bagi Daniar, bekerja di negara mayoritas Islam membuat dirinya betah meski sedang berpuasa. Tidak hanya itu, beberapa titik di wilayah Dubai maupun kota-kota lain di Uni Emirat Arab begitu kental dengan nuansa Ramadan. Mulai dari ornamen khas Ramadan, penjual takjil hingga suasana buka bersama (bukber) di berbagai tempat.
“Namun meski suasana di Uni Emirat Arab hampir sama dengan Indonesia kalau sedang puasa, kami masih merindukan kampung halaman. Karena kami kan orang Indonesia. Jadi rindu dengan kampung halaman itu pasti, apalagi rindu berkumpul dengan keluarga besar di negara asal,” ujar Daniar.
Ramadan tahun ini menjadi tahun keempat bagi Daniar sekeluarga menghabiskan puasa di Uni Emirat Arab. Walau sudah terbiasa dengan iklim di negara tersebut saat puasa, Daniar mengaku perlu adaptasi saat awal pindah ke Uni Emirat Arab. Terlebih melewati puasa pertama tanpa kehadiran keluarga dirasa janggal oleh Daniar.
“Karena kami sudah ditinggal orang tua. Awal-awal dulu juga lumayan berat. Adaptasi tidak hanya dengan makanan, tapi juga waktu, budaya juga. Tapi lama-lama juga terbiasa, meski tentu bayangan negara asal selalu datang apalagi pas puasa seperti ini,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Hanif Nanda Zakaria
Editor: Dwi Lindawati