SURABAYA, Tugujatim.id – Jonas Pistor, mewakili Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) Indonesia dari Jerman memberikan kesan menarik usai melihat simulasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Surabaya.
Melalui agenda Election Visit Program (EVP) Indonesia’s Simultaneous Regional Elections 2024, Jonas berkesempatan melihat simulasi Pilkada di TPS 06, Kelurahan Genteng Surabaya, Selasa (26/11/2024).
Dia terlihat berkeliling mengamati setiap meja yang besok akan diisi oleh kotak suara, surat suara, dan perhitungan suara. Baginya, tak jauh beda dengan negaranya di Jerman.
“Saya rasa sangat mirip. Di Jerman, terkadang stasiun maupun sekolah juga tutup. Di sini juga, dan saya rasa ini yang membuat negara menjadi suatu kesatuan,” katanya.
Dia memuji sistem yang dibuat oleh KPU RI saat melangsungkan pelaksanaan Pemilu maupun Pilkada. Hal ini Jonas rasakan karena pernah menjadi seorang petugas TPS.
“Saya juga merasakan bahwa organisasi di sini sangat baik. Ini adalah proses yang sangat menarik. Di Jerman, saya pernah membantu sebagai pekerja Pemilu (Seperti KPPS kalau di Indonesia),” jelasnya.
Jerman sebagai negara yang menganut sistem federal memang terlihat tak begitu jauh dengan Indonesia. Pemimpin di negara mereka dipilih langsung oleh rakyat melalui pemungutan suara.
“Ya, kita juga memiliki sistem federal di Jerman. Ya, kita juga memiliki sistem federal di Jerman. Jadi untuk proses pemilihan yang ada di TPS di Indonesia itu sama persis dengan yang ada di Jerman,” bebernya.
“Dan mereka juga sama secara tersebarnya di Indonesia dan di Jerman. Mereka juga memiliki sistem pemerintahan federal. Dan mereka juga punya gubernur,” imbuhnya.
Dia pun mengaku tak sabar menonton langsung proses pemungutan suara yang ada di Indonesia pada 27 November 2024 besok.
“Saya pikir kita memiliki semangat yang hebat. Tradisi, menurut saya, untuk memilih kandidat langsung untuk parlemen. Saya pikir juga, terutama di peringkat lokal, apabila mengenai pemerintah, kota, dan kota,” terangnya.
Tingkat partisipasi masyarakat Jerman juga disebut cukup tinggi. Tidak hanya pemilihan Presiden tetapi juga Gubernur dan Walikota.
“Jadi, tidak hanya di tingkat wali kota, di tingkat gubernur, sampai di tingkat presiden pun, mereka juga punya kampanye, memeriah tradisi sendiri di Jerman,” jelasnya.
Yang membedakan, pelaksaan Pemilu maupun Pilkada di Jerman akan digelar saat hari Minggu sebagai waktu libur. Sehingga, tidak ada penetapan Hari Libur Nasional layaknya di Indonesia.
“Biasanya saat pemilu, di Jerman itu di hari Minggu. Jadi, pas orang-orang lagi libur, berangkat kerja,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter : Izzatun Najibah
Editor: Darmadi Sasongko