PURWOKERTO, Tugujatim.id – Kanker usus besar menduduki peringkat ketiga jenis penyakit terbanyak yang diidap masyarakat Indonesia. Tingginya jumlah pengidap kasus kanker ini menginspirasi Susanti, Dosen Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto, untuk berinovasi membuat Kit BioColoMelt-Dx. Seperti apa inovasinya?
Melansir dari laman Muhammadiyah.or.id, Kit BiocoloMelt-Dx merupakan alat diagnostic molekuler deteksi kanker usus besar yang sudah dapat izin edar dari Kementerian Kesehatan RI sejak 1 Juli 2022. Alat pendeteksi kanker usus besar ini sudah diriset dan diteliti oleh Susanti sejak menempuh pendidikan S-3 di University of Nottingham, UK.
Susanti terinspirasi dari pelayanan untuk kanker usus di UK, di mana treatment pengobatan kanker tidak hanya berdasarkan tingkat stadiumnya saja, tapi disesuaikan dengan kondisi genetika pasien.
“Sekarang itu obatnya sudah berdasarkan mutasi gen. Misalnya ada pasien mutasi gennya A, maka obatnya A. Tapi, bila pasien mutasi gennya B, maka obatnya B. Itulah yang akhirnya membuat saya membuat tes kit ini,” ujar Susanti dikutip dari Muhammadiyah.or.id pada Sabtu (30/07/2022).
Menurut Susanti, kasus pengidap kanker usus besar berpotensi terus bertambah seiring dengan kebiasaan masyarakat yang mengonsumsi makanan yang tak sehat. Selain itu, kanker usus juga berpeluang besar untuk diturunkan secara genetik.
“Kemungkinan risiko kanker usus karena kelainan genetik turunan di Indonesia cukup tinggi. Kalau di negara lain 2-3%, di Indonesia itu lebih dari 10%. Fenomena pasien kanker usus muda di bawah 50 tahun juga 3 kali lipat,” ujar Susanti dikutip dari Muhammadiyah.or.id.
Karena itu, dengan alat ini pasien kanker usus besar bisa mendeteksi dini adanya mutasi gen. Hal ini bisa membantu pasien menentukan treatment yang tepat. Selain itu, bisa mengetahui apakah kanker usus besar yang diderita punya potensi untuk diturunkan secara genetik atau tidak.
“Mungkin sudah terlambat untuk pasien, tapi penting untuk keluarga yang sedarah, kakak, adik, dan anak. Mereka jadi tahu punya risiko tinggi untuk dapat kanker bisa ke arah deteksi dini dan monitoring lebih sering. Kalau masih stadium 1, tingkat survival ratenya masih 90 persen,” ungkapnya.
Standar Internasional
Menurut Susanti, kit pendeteksi kanker usus besar buatannya mudah digunakan. Cara mengaplikasikannya mirip dengan alat untuk tes PCR Covid-19 hanya berbeda hasil dan tujuannya.
Untuk harganya pun lebih murah dibanding alat tes serupa di luar negeri. Tingkat akurasi BioColoMelt-Dx juga diklaim sebanding dengan alat tes yang berstandar internasional.
“Itu 100% hasilnya sama. Validasi klinis ini kami lakukan pada sampel pasien Indonesia itu bekerja sama dengan UGM Sardjito, UI RSCM, RS Dharmais, Kanker Dharmais, dan Universitas Riau,” jelasnya.
Susanti menambahkan, untuk bisa mendapatkan BioColoMelt-Dx, rumah sakit atau klinik bisa langsung menghubungi pihak Bio Farma. Alat yang dijual dengan kisaran harga Rp20 jutaan ini bisa digunakan untuk kapasitas hingga 20 pasien.
“Semoga bermanfaat untuk pasien-pasien di Indonesia dan keluarganya karena hasil penelitian kami menunjukkan bahwa kemungkinan risiko kanker usus yang muncul karena kelainan genetik turunan di Indonesia itu cukup tinggi,” ujarnya.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim