MADIUN, Tugujatim.id – Nasi Pecel Madiun adalah makanan khas Madiun, Jatim. Hidangan ini terdiri dari nasi yang disajikan bersama dengan sayur-sayuran segar yang dicampur dengan bumbu kacang yang lezat.
Saat mendengar kata pecel, mungkin Anda akan langsung terbayang pecel Madiun atau Blitar. Makanan ini telah jadi santapan sehari-hari masyarakat, baik di pagi, siang, maupun malam hari. Kenikmatannya membuat siapa saja pasti tergoda untuk menyantapnya.
Sejarah Nasi Pecel Madiun
Cerita sejarah nasi pecel juga disebut muncul dalam buku Babad Tanah Jawi. Dalam cerita tersebut, nama Ki Gede Pamanahan dianggap sebagai salah satu orang yang kali pertama menggunakan istilah pecel. Dia kemudian menyajikan hidangan tersebut saat bertemu dengan Sunan Kalijaga.
Hidangan berisi nasi dengan lauk pauk dan sayuran itu menarik perhatian Sunan Kalijaga. Dia lalu menjelaskan bahwa sayur yang direbus kemudian diperas atau dipisahkan airnya. Munculnya istilah pecel sebagai sebutan sesuatu yang direbus dan diperas airnya.
Bila menurut cerita ini, maka asal muasal nasi pecel Madiun kali pertama muncul di daerah Yogyakarta. Walau begitu, sebutan pecel sudah identik dengan Madiun dan Blitar. Prof Murdijati Gardjito melalui Kumparan, menyampaikan bahwa hidangan pecel sebenarnya juga ada dalam Serat Centhini yang ditulis pada 1.800 Masehi.
Disebutkan bahwa terdapat hidangan sayuran segar yang penyajiannya dipadukan dengan siraman saus kacang. Hidangan ini biasa disajikan pada tamu kerajaan maupun jamuan lainnya. Hingga kini pecel pun telah menyebar ke seluruh pelosok Jawa dan menjadi makanan yang merakyat.
Ciri Khas Pecel Madiun, Versi Warga Madiun
Namun, Pecel Madiun menjadi lebih populer daripada pecel-pecel dari daerah lain karena memiliki kekhasan tersendiri. Menurut pengakuan salah satu warga yang lahir dan besar di Madiun, Ahmad Nur Arifin, 27, pecel Madiun memang sedikit berbeda dengan pecel dari daerah lainnya.
“Sepiring Pecel Madiun biasanya berisi nasi, daun bayam atau pepaya, bunga turi, kemangi, dan kacang panjang, lengkap dengan sambal kacang dan tambahan topping-nya,” jelas Arifin. Dia juga menambahkan, beda pecel Madiun terletak pada tambahan terancam, sebutan untuk potongan timun kecil-kecil dan lamtoro.
Perihal perbedaan sambel pecel, dia berpendapat bahwa sebenarnya sambal pecel Madiun dan Blitar atau daerah lainnya hampir sama.
“Kalau Madiun mungkin condong ke tidak terlalu pedas sambalnya,” tambah Arifin lewat sambungan telepon.
Menyoal resep sambal pecel, Arifin menuturkan, tidak ada perbedaan yang signifikan dengan daerah lain. Biasanya sambal pecel terdiri dari beberapa bahan yakni gula merah, cabai kering, daun jeruk nipis, garam, gula, dan tentunya kacang sebagai bahan utama.
Harga Seporsi Nasi Pecel Madiun: Merakyat
Hingga kini, pecel Madiun merupakan salah satu makanan khas Jawa Timur yang cukup terkenal di Indonesia. Makanan ini sangat cocok untuk dikonsumsi sebagai makanan siang hari karena terdiri dari bahan-bahan yang segar dan bergizi.
Selain itu, harga pecel Madiun juga cukup terjangkau sehingga mudah dijangkau semua kalangan. Harga nasi pecel Madiun biasanya sebesar Rp6.000 saja. Jika masuk ke restoran, harga pecel Madiun biasanya sekitar Rp10.000. Sangat terjangkau bukan?
Daftar Warung Pecel Madiun Legendaris
Tertarik untuk mencoba kelezatannya? Nah, jika Anda sedang berada di Madiun atau merencanakan perjalanan ke sana, ada beberapa warung nasi pecel Madiun yang melegenda. Berikut ini beberapa rekomendasi warung nasi pecel yang bisa Anda datangi.
1. Warung Nasi Pecel Pojok
Terletak di Jalan Cokroaminoto No 121, Kota Madiun. Berdiri sejak 1967, warung ini terletak di pojok jalan di antara Jalan Cokroaminoto dan Jalan Ringin, di samping SDK Santa Maria.
2. Depot Nasi Pecel 99
Depot ini merupakan warung pecel lainnya yang terletak di Jalan Cokroaminoto No 99, Kota Madiun, tidak jauh dari Warung Nasi Pecel Pojok. Berdiri sejak 1987, kabarnya depot ini menjadi tempat favorit bagi mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Ani Yudhoyono saat berkunjung ke Kota Madiun.
3. Nasi Pecel Yu Gembrot
Terletak di Jalan Imam Bonjol atau area Pasar Besi Kota Madiun, dan buka dari pukul 7.00-21.00. Usaha pecel ini dimulai oleh Mbah Sarinem pada 1942, kemudian diteruskan oleh anaknya yang bernama Ibu Katini yang berbadan gemuk (gembrot) sehingga warung ini dinamakan Nasi Pecel Yu Gembrot.
Itulah bagaimana sejarah nasi pecel Madiun yang telah ada sejak zaman kerajaan masa lalu dan pernah disajikan pada salah satu acara walisongo yakni Sunan Kalijaga. Di balik cerita itu, kini pecel terus menjadi hidangan lezat yang merakyat.