MALANG – Hari raya Idul Fitri sering kali kita jumpai sajian makanan ketupat, biasa masyarakat mengadakan acara syawalan atau mengadakan acara makan ketupat bersama. Di balik nikmatnya menyantap ketupat dengan berbagai lauk pauk salah satu yang sering kita jumpai opor misalnya, ternyata memiliki makna tersendiri
Pakar Tata Boga, Ita Fatkhur Romadhoni, mengatakan hidangan lebaran sebenarnya memiliki makna yang saling berkaitan antara ketupat dan opor. Seperti halnya lebaran dari kata dasar lebar yang memiliki makna pintu ampun yang dibuka lebar terhadap kesalahan orang lain.
Selanjutnya itu, dia juga menambahkan jika beberapa ada yang menyebut luberan dari kata dasar luber yang artinya melimpahi, memberi sedekah pada orang yang membutuhkan.
“Sebagian orang juga ada yang menyebutkan leburan dari kata dasar lebur yang berarti melebur dosa yang dilalui selama satu tahun,” jelasnya.
Kemudian lebaran yang identik dengan opor rupanya memiliki istilah serapan dari bahasa jawa kuno yang artinya ‘apura-ingapura’ atau ‘ngapuro’ yang berarti memaafkan.
“Sehingga menurut saya sangat logis jika opor disajikan pada waktu hari lebaran,” terang Dhoni, sapaan akrabnya.
Sedangkan ketupat sebagai salah satu sarana simbolik dalam bentuk makanan yang berperan menghubungkan antara manusia dengan Tuhan dan segala ciptaanNya. Sehingga munculah istilah “otak – atik gathuk”.
“Pada ketupat itu sendiri merupakan singkatan dari laku papat yaitu cipta (pikiran), rasa, karsa (sikap) dan karya (perbuatan) atau segala tindakan yang berhubungan dengan kehidupan diri sebagai manusia,” terang Dosen PKK Tata Boga di salah satu universitas negeri itu.
Selain itu, dia juga menyebutkan terdapat beberapa sumber bahwa Sunan Kalijaga menjadikan ketupat sebagai budaya, sekaligus filosofi Jawa yang berbaur dengan nilai ke-Islaman.
Sebenarnya tak hanya opor saja hidangan makanan yang disajikan saat lebaran. Terdapat banyak aneka makanan nusantara sesuai dengan daerah terlebih Indonesia memiliki 34 provinsi dengan menu makanan khas daerah.
“Menurut saya sebenarnya banyak cuman saat lebaran makanan khas daerah menjadi ajang unjuk gigi. Sesuai dengan daerah masing – masing mempunyai ciri khasnya sendiri seperti Semur Daging (Jakarta), Gulai Nangka (Medan), Rendang (Padang), Ayam Gagape (Makassar), Soto Banjar (Banjarmasin), Ayam Woku (Manado), Sambal Kentang Goreng, Pecel Madiun dan Blendi Tewel Blitar,” tandasnya.
Reporter: Rezza Doa