News  

Diduga Asal-asalan Pasang Batu Andesit di Monumen Chairil Anwar Malang, Pekerja Terpaksa Bongkar Pasang 

Batu andesit di Monumen Chairil Anwar.(Foto: Rubianto/Tugu Malang)
Para pekerja sedang memasang batu andesit di Monumen Chairil Anwar, tepatnya di kawasan Kayutangan Heritage, Jalan Jenderal Basuki Rachmat. (Foto: Rubianto/Tugu Malang)

MALANG, Tugujatim.id – Batu andesit di Monumen Chairil Anwar Kota Malang terpaksa dibongkar pasang karena pengerjaannya diduga asal-asalan. Menyoroti hal itu, DPRD Kota Malang menanggapi aktivitas bongkar pasang itu di kawasan Kayutangan Heritage, Jalan Jenderal Basuki Rachmat.

Menanggapi hal itu, anggota Komisi C DPRD Kota Malang Eko Herdiyanto mengatakan, bongkar pasang batu andesit di Monumen Chairil Anwar itu tentunya bisa membebani anggaran APBD. Rendahnya kualitas penataan batu andesit itu dia nilai sebagai perencanaan yang asal-asalan.

“Bongkar pasang itu tentu merugikan di sisi anggaran. Hal itu menunjukkan bahwa OPD asal-asalan terkait sistem perencanaannya,” kata Eko pada Sabtu (01/10/2022).

Batu andesit di Monumen Chairil Anwar.(Foto: Rubianto/Tugu Malang)
Seorang pekerja sedang memasang batu andesit di Monumen Chairil Anwar, Kota Malang. (Foto: Rubianto/Tugu Malang)

Dia mendorong DPUPR-PKP Kota Malang untuk memperkuat kualitas perencanaan dan realisasi perbaikan dari tatanan batu andesit itu. Apalagi lokasi tersebut bisa menjadi perwajahan kawasan Kayutangan Heritage, Kota Malang.

“Kami mendorong agar kualitasnya diperbaiki agar tak seperti sebelumnya biar gak gronjal-gronjal dan gak mangap batunya. Indikasi kami idealnya kan harus ada alas semen cor agar rata. Itu dulu kan langsung aja gitu. Saat dilewati kendaraan yang berat, batunya gak jomplang atau mangap,” imbuhnya.

Dia juga berpesan kepada DPUPR-PKP Kota Malang agar mengintegrasikan kawasan itu dengan drainase yang memadai.

“Sebagus apa pun jalan, pedestrian atau taman, kalau saluran gak terintegrasi ya percuma, bisa banjir,” imbuhnya.

Eko yang juga menjabat sebagai ketua Fraksi PDIP DPRD Kota Malang itu menyampaikan akan terus memantau penataan batu andesit itu.

“Biar gak asal-asalan lagi. Bongkar pasang kan pakai anggaran. Kan bisa itu sebetulnya anggarannya dipakai untuk kepentingan masyarakat lainnya,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala DPUPR-PKP Kota Malang Dandung Djulharjanto menjelaskan fondasi batu andesit itu tengah diperkuat dengan material cor. Menurut dia, fondasi itu akan membuat kekuatan tatanan batu andesit lebih stabil.

“Jadi kalau batu itu dilewati tidak terjadi gelombang lagi. Sebelumnya kan hanya tanah fondasinya, gak dicor. Jadi, kadang ada yang labil dan ketekan. Ini kami cor untuk membuat fondasinya stabil,” jelasnya.

Dia juga menyebutkan, kekuatan landasan itu telah memperhitungkan secara matang. Salah satunya yakni beban maksimal yang bisa melalui batu andesit itu.

Batu andesit di Monumen Chairil Anwar.(Foto: Rubianto/Tugu Malang)
Bongkar pasang batu andesit di Monumen Chairil Anwar, Kota Malang. (Foto: Rubianto/Tugu Malang)

“Kualitas materialnya kami perkuat biar gak terkesan bongkar pasang gitu. Kami lakukan pengerasan fondasi. Kami berharap di situ nantinya bisa menjadi sentra kawasan Kayutangan Heritage yang kualitasnya paling baik dan bisa memberikan kenyamanan bagi masyarakat,” imbuhnya.

Dia menargetkan, penataan batu andesit itu akan selesai bersamaan dengan penataan pedestrian Kayutangan zona 3. Yakni, sekitar akhir November 2022.

Untuk diketahui, proyek penataan kawasan dan pemasangan batu andesit itu dilakukan baru 2019. Anggaran senilai sekitar Rp1,6 miliar digelontorkan untuk mengeksekusi proyek tersebut.

Usai proyek itu rampung, Kejaksaan Negeri Kota Malang menemukan ketidaksesuaian antara spesifikasi dan hasil pengerjaan. Pihak pelaksana proyek pun kemudian diganjar untuk mengembalikan kekurangan volume pengerjaan senilai sekitar Rp289 juta.

Faktanya, penataan batu andesit itu tak mampu bertahan lama. Bahkan, di akhir 2020 lalu tatanan batu andesit itu juga telah rusak. Bahkan, banyak yang goyang, pecah, dan lepas. Sebagian kerusakan itu kemudian diperbaiki kembali pada awal 2021.

Tak berhenti di situ, batu andesit itu juga kembali mengalami kerusakan pada 2022. Batu itu diduga tak mampu menahan beban kendaraan yang melintasinya. Alhasil, kini DPUPR-PKP Kota Malang kembali membongkar batu andesit tersebut.