MOJOKERTO, Tugujatim.id – Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang mengukuhkan tiga guru besar pada Rabu (11/10/2023). Pengukuhan dosen UIN Malang ini berlangsung di aula Rektorat lantai V dengan menahbiskan tiga orang sebagai profesor.
Dosen UIN Malang yang dikukuhkan yaitu Prof Dr Sugeng Listyo Prabowo, Prof Dr Like Raskova Octaberlina, dan Prof Dr Muhammad Samsul Ulum. Uniknya, ketiga guru besar ini berasal dari satu fakultas yaitu Fakuktas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Dari ketiga guru besar tersebut salah satunya berasal dari Kabupaten Mojokerto. Guru besar tersebut adalah Prof Dr Sugeng Listyo Prabowo. Pada acara pengukuhan guru besar, pria kelahiran Jasem, Ngoro, ini membacakan pidato ilmiah dengan judul Kualitas Produk atau Keberlanjutan (Sustainable) Mengidentifikasi Kemampuan Sistem Manajemen Perguruan Tinggi Keagamaan dalam Menjaga Keberlanjutan.
Dalam orasi ilmiahnya, Sugeng sedikit menyinggung tentang perubahan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dari Institut menjadi universitas. Sampel yang diambil pada rentang waktu 2018 hingga 2021 ini sejumlah 10 perguruan tinggi. Kesepuluh perguruan tinggi tersebut adalah UIN Banjarmasin, UIN Tulungagung, UIN Pekalongan, UIN Purwokerto, UIN Jember, UIN Lampung, UIN Batusangkar, UIN Banten, UIN Padang, dan UIN Mataram.
Sugeng lalu melihat jumlah mahasiswa pada program studi ilmu agama pada 10 sampel perguruan tinggi tersebut. Ternyata terdapat kenaikan signifikan pada jumlah mahasiswa 2017 dan 2022 pada kampus UIN yang relatif baru ini.
Peningkatan tersebut mulai dari peningkatan 1,7 kali dalam lima tahun sampai dengan peningkatan 14,6 kali dalam lima tahun. Program studi rumpun ilmu agama yang diambil ada yang terakreditasi A atau Unggul dan ada yang terakreditasi B atau Baik Sekali. Data di atas menunjukkan bahwa baik program studi yang terakreditasi A atau Unggul dan B atau Baik Sekali sama-sama memiliki peningkatan jumlah mahasiswa.
Meski demikian, Sugeng melanjutkan, sebagai organisasi pendidikan, kampus keagamaan Islam memiliki kemungkinan untuk tidak bertahan hidup jika tidak mampu mempertahankan diri dari kondisi eksternal yang berubah cepat dan kompetisi yang sering kali tidak diketahui lawannya. Untuk itu, kampus keagamaan Islam harus memiliki kemampuan dan senantiasa menganalisis faktor-faktor yang dapat memengaruhi keberlanjutan.
Writer: Hanif Nanda Zakaria
Editor: Dwi Lindawati