MALANG, Tugujatim.id – Era digital yang begitu pesat ditandai dengan percepatan transformasi teknologi. Pendidikan tentang lingkungan menjadi hal yang esensial untuk disampaikan kepada generasi muda.
Khususnya dalam konteks pendidikan inklusi, memastikan bahwa setiap siswa memiliki akses yang sama terhadap materi pendidikan berkualitas tinggi merupakan hal yang penting. Salah satu solusi inovatif yang muncul dalam menghadapi tantangan ini adalah pengembangan Metaverse QnA E-Low Carbon.
Sebuah tim penelitian dari Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) yang terdiri dari Dr Muhammad Nur Hudha MPd, Dr Hena Dian Ayu MSi, dan Akhmad Zaini MT berupaya untuk mengembangkan prototipe media inovatif yang disebut Metaverse QnA E-Low Carbon.
Konsep metaverse yang menggabungkan realitas virtual (VR), augmented reality (AR), dan kecerdasan buatan (AI), membuka peluang baru dalam dunia pendidikan. Dengan memanfaatkan metaverse, pengalaman pembelajaran dapat disesuaikan sehingga setiap siswa, tanpa memandang kemampuan atau kebutuhan mereka, dapat mengakses dan berpartisipasi dalam kegiatan belajar secara optimal.
“Proyek Metaverse QnA E-Low Carbon dirancang untuk meningkatkan pemahaman siswa SD tentang lingkungan dengan menggunakan metaverse sebagai alat pembelajaran. Proyek ini menciptakan sebuah dunia virtual di mana siswa dapat menjelajah, bertanya, dan menemukan jawaban tentang topik-topik lingkungan, seperti perubahan iklim, pengurangan emisi karbon, dan pemanasan global” jelas Muhammad Nur Hudha, pada Senin (17/10/23).
Melalui interaksi dan eksplorasi dalam metaverse, siswa diundang untuk memperluas pemahaman mereka tentang isu-isu lingkungan dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis untuk membuat keputusan yang berbasis informasi dan bertanggung jawab mengenai lingkungan.
Beberapa hari terakhir, tim peneliti ini telah mengunjungi beberapa sekolah di Malang untuk memperkenalkan Metaverse QnA E-Low Carbon yang juga berdekatan dengan agenda P5 oleh sekolah.
“Media Metaverse QnA E-Low Carbon ini dapat diakses melalui platform online yang juga kami kembangkan di mediastrore.id. Platform ini adalah pengumpul terbuka yang memberikan kesempatan bagi semua siswa, guru, dan masyarakat untuk berkontribusi dalam menyediakan materi pembelajaran,” tambah Akhmad Zaini.
Lebih lanjut, diharapkan pengalaman belajar yang interaktif ini dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan memotivasi mereka untuk lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi dan kegiatan.
Sementara Hena Dian Ayu berharap, Metaverse QnA E-Low Carbon membuka jalan baru dalam pendidikan lingkungan yang inklusif dan inovatif. Dengan mengintegrasikan teknologi VR, AR, dan AI, proyek ini tidak hanya meningkatkan akses terhadap materi pendidikan berkualitas bagi semua siswa, tetapi juga mempromosikan pengalaman belajar yang lebih mendalam dan berkesan.
“Kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada DRTPM Kemendikbudristek atas dukungannya dalam penelitian ini. Semoga inisiatif ini dapat memberikan manfaat yang signifikan dalam menciptakan pendidikan lingkungan yang lebih inklusif dan inovatif untuk generasi muda kita,” tandasnya.(ads)
Reporter: Yona Arianto
Editor: Lizya Kristanti