MALANG, Tugujatim.id – Tim Pengabdian Kepada Masyarakat yang terdiri dari beberapa dosen Universitas Negeri Malang (UM) menggelar pelatihan membuat soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) dalam rangka melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di SMKN 2 Probolinggo, Jawa Timur. Kegiatan ini merupakan kerj asama LPPUM dengan SMKN 2 Probolinggo.
Tim pengabdian ini terdiri dari Drs Sutrisno ST MPd, Fadila Fitria Wulandari SPd MPd, Drs Antelas Eka Winahyo MPd, dan Drs Made Wena MPd MT.
Pelatihan dilaksanakan selama tujuh kali pertemuan pada Juli sampai September 2023, melalui offline dan online. Sementara, peserta pelatihan aktif sebanyak 34 guru SMKN 2 Probolinggo. Khususnya, guru muda dan guru yang berasal dari perguruan tinggi non kependidikan.
Sutrisno menyampaikan, pelatihan ini penting dilaksanakan, lantaran lulusan SMK dituntut memiliki kesiapan yang baik untuk menghadapi lapangan kerja, yaitu mempunyai kemampuan dalam memecahkan masalah dan kreativitas yang tinggi.
“Oleh karena itu, kemampuan siswa perlu terus dikembangkan, dibiasakan, dan dibudayakan dalam setiap kegiatan pembelajaran dan penilaian. Soal-soal yang digunakan dalam ujian dituntut untuk menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS),” katanya.
Namun demikian, untuk membuat soal yang mencapai tingkat berpikir tinggi tidaklah mudah. Hal ini terutama bagi para guru yang berasal dari perguruan tinggi non kependidikan. Terlebih, berdasarkan evaluasi soal-soal buatan guru yang notabene merupakan soal HOTS, ternyata sebagian besar belum memenuhi soal HOTS. Untuk itu, metode pelatihan yang dilakukan menggunakan teori, praktik, dan tutorial.
Materi teori meliputi menyusun soal pilihan ganda, tingkatan berpikir taksonomi bloom, soal pilihan ganda berbasis ketrampilan berpikir tingkat tinggi, dan antisipasi kecurangan berbasis AI. Adapun, materi praktik meliputi praktik menyusun soal pilihan ganda berbasis keterampilan berpikir tingkat tinggi.
“Hasil pelatihan menunjukkan adanya peningkatan kemampuan guru dalam membuat soal pilihan ganda HOTS yang signifikan, yaitu peningkatan sebesar sekitar 23 persen dari kondisi awal,” sambungnya.
Hingga 8 September 2023 dilakukan penutupan pelatihan dan pembagian sertifikat pelatihan kepada 30 peserta yang memenuhi syarat.
Lanjut Sutrisno, pembuatan soal HOTS memang sedikit sulit, tidak saja bagi guru yang berasal dari perguruan tinggi non kependidikan, tetapi juga bagi guru yang berasal dari perguruan tinggi kependidikan sekalipun. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang sungguh-sungguh untuk menghasilkan soal pilihan ganda HOTS yang baik.
Ke depan, para guru diharapkan dapat terus-menerus memperbaiki dan meningkatkan kemampuan dalam membuat soal HOTS ini, tidak sebatas ada pelatihan.
“Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Pimpinan SMK Negeri 2 Probolinggo dan bapak/ibu peserta pelatihan. Dengan harapan kegiatan pelatihan ini dapat memberi manfaat kepada bapak/ibu guru SMK Negeri 2 Probolinggo dalam meningkatkan kemampuan membuat soal pilihan ganda HOTS,” tukasnya.(ads)
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Lizya Kristanti