“Empat “as” itu diawali dalam bekerja dengan sikap ikhlas. Keikhlasan ini sangat penting karena menyertakan Tuhan dalam melaksanakan semua aktivitas. Dengan begitu akan lancar dan sama sekali tidak lelah,” jelas pria yang rendah hati ini.
Dr Aqua mencontohkan aktivitas dirinya yang selama empat hari melaksanakan Sharing Komunikasi dan Motivasi sebanyak 15 sesi di enam kota yakni Surabaya, Malang, Bangkalan, Mojokerto, Madiun, dan Semarang serta di dua provinsi yaitu Jawa Timur dan Jawa Tengah. Seharusnya semua kegiatan itu melelahkan.
“Namun karena dari awal saya ikhlas melakukannya, sepenuhnya diniatkan ibadah sehingga lancar sekali. Juga tidak lelah. Itu karena “melibatkan” Tuhan dalam semua kegiatan tersebut,” jelas Dr Aqua.
Menurut pria yang hobi silaturahim itu, inilah energi utama dalam bekerja dan melakukan aktivitas apapun. Serahkan semua hal kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Kedua, lanjut bapak dari Alira Vania Putri Dwipayana dan Savero Karamiveta Dwipayana itu, bekerja dengan cerdas yakni beraktivitas dengan efektif dan efisien. Upayakan melakukan “multitasking” dengan penekanan skala prioritas. Melaksanakan beberapa kegiatan positif yang bermanfaat sekaligus.
Kemudian, bekerjalah dengan keras dan maksimal karena menunjukkan konsistensi. Ini menjadi keharusan agar hasilnya sesuai dengan doa dan harapan orang yang melaksanakannya.
“Setelah bekerja keras, tuntaskanlah pekerjaan itu. Ini penting karena menyangkut kredibilitas pekerjanya di mata orang lain termasuk atasan dan teman sekantor. Jangan setengah-setengah melakukan aktivitas apapun.
Bisa saja hal itu lanjut Dr Aqua ada konsekuensinya. Misalnya harus lembur menuntaskan pekerjaannya. Bahkan dengan mungkin harus tidur di Kantor.
Ketika kita menjalankan keempat “as” dengan baik, maka ucap Dr Aqua semua aktivitas dan pekerjaan kita akan berkualitas. Lakukanlah hal ini secara konsisten dan terus-menerus.
“Kunci dalam bekerja adalah sikap ikhlas, inilah energi utama dalam bekerja dan melakukan aktivitas apapun. Serahkan semua hal kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Kedua bekerja dengan cerdas yakni beraktivitas dengan efektif dan efisien dan kalau bisa lakukan multitasking dengan penekanan skala prioritas,” ungkap Aqua Dwipayana.
Kemudian, bekerjalah dengan keras karena menunjukkan konsistensi. “Setelah bekerja keras, jalankanlah dengan tuntas. Jangan setengah-setengah. Bila perlu menginap di kantor ketika menyelesaikan sebuah tugas penting karena hal ini terkait dengan kredibilitas kita. Ketika kita menjalankan keempatnya dengan baik, maka semua aktivitas dan pekerjaan kita akan berkualitas. Lakukanlah hal ini seara konsisten dan terus-menerus,” katanya menguraikan.
Jika dapat melaksanakan empat “as” maka akan mendapatkan “as” yang kelima yakni semua hasil kerjanya insya Allah berkualitas.
Terkait dengan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, menurut anggota Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Pusat itu, seluruh pegawai perlu melaksanakan 3K. Hal itu merupakan kunci sukses dalam melakukan semua aktivitas termasuk di bidang kesehatan.
“’K’ yang pertama adalah Kredibilitas. Sebagai pegawai Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama harus selalu berusaha untuk menjadi orang yang dipercaya. Apalagi bekerjanya di sektor kesehatan yang mengutamakan kepercayaan karena terkait erat dengan nyawa manusia,” kata Dr Aqua menegaskan.
Sedangkan, ‘K’ yang kedua lanjutnya adalah Komitmen. Sebagai pegawai di bidang kesehatan, menurut motivator yang telah memotivasi ratusan ribu orang ini, semua karyawan Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama harus selalu melaksanakan janji. Tepati, jangan sampai mengingkarinya. Sehingga para mitra terutama pasien dan keluarganya.selalu mempercayainya.
“Terakhir, ‘K’ yang ketiga adalah Konsisten. Lakukan semua aktivitas terutama dalam bekerja secara konsisten. Ini sangat penting karena erat kaitan dengan kredibilitas sebagai tenaga kesehatan,” ucap Dr Aqua.
Pria yang sudah mengumrahkan gratis ratusan orang dari hasil penjualan buku “The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi” ini lebih jauh menguraikan bahwa para nakes harus memiliki kompetensi komunikasi yang efektif. Hal ini menjadi kunci dalam keberhasilan pelayanan.
Efektivitas komunikasi dapat dijalankan dengan rumus REACH Plus A+C. Hal ini mengacu pada lima aspek yakni Respect atau perhatian yaitu di mana saja, kapan pun, kepada siapa pun selalu menghormati jangan meremehkan.
“Sebagian besar orang yang datang ke Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama ini pasti terkait dengan masalah kesehatan. Langsung layani sesuai standar yang ada. Jangan diskriminatif karena kita juga tidak mau dibegitukan,” pesan penulis banyak buku “best seller” ini.
Dr Aqua mengingatkan agar melayani jangan melihat dari penampilan seseorang. Kenapa? Sebab tampilan luar setiap orang tidak mencerminkan dalamnya. Apalagi tidak semua orang yang datang diketahui latar belakangnya.
Kemudian Empati atau bisa menempatkan diri yaitu bagaimana merasakan apa yang dirasakan orang lain. Dengan bersikap seperti itu pasti menimbulkan kepedulian kepada sesama
“Selanjutnya Audible atau dapat dimengerti yaitu semua yang disampaikan dengan mudah dipahami seluruh orang meski latar belakang termasuk pendidikannya berbeda-beda. Untuk melengkapi itu maka perlu Clarity atau penyampaiannya menggunakan kalimat terbuka dan sederhana. Terakhir adalah Humble atau rendah hati, tidak ada yang perlu disombongkan. REACH akan sangat berarti jika dilengkapi dengan huruf ‘A’ dan ‘C’ yakni Action dan Consistency atau Tindakan nyata dan cepat serta Konsistensi dalam pelaksanaannya,” terang Dr Aqua.
Kepada yang hadir pehobi membaca dan silaturahim itu juga menekankan bahwa siapapun harus menjaga kebersihan hati. Kemudian selalu komunikasi yang baik dengan siapapun dan berkomunikasi dengan empati.
“Jadilah teladan dalam partisipasi dan kontribusi, tinggalkan ego jadilah ‘hero’. Anda punya ide apapun untuk kebaikan jangan ragu menyampaikan dan jangan takut gagal,” tukas pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara itu.
Saat menyampaikan materi, Dr Aqua mendapat curhatan seorang nakes yang mengaku pernah dimarahi seorang pasien lantaran dinilai ada pelayanan yang tak sesuai.
“Saya diam saja dan mendengarkan ketika ada pasien marah. Setelah itu, saya meminta maaf dan langsung mencari solusinya,” ujar perawat bernama Lina yang dinilai oleh manajemen Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama sebagai karyawati yang dapat jadi teladan.
Menanggapi itu Dr Aqua menilai langkah yang dilakukan perawat tersebut sudah sesuai. Ketika dikomplain pasien disimaklah sebab menyimak perkataan orang lain adalah tataran tertinggi dalam berkomunikasi.
“Cobalah urai persoalan itu dan cari solusinya. Tentu dengan sikap ikhlas dan tetap dihiasi senyum. Insya Allah, Tuhan pasti akan selalu memberikan jalan dan solusi terbaik, kuncinya ikhlas,” terang Dr Aqua.
Di sesi pertama Sharing Komunikasi dan Motivasi Dr Aqua sudah membuat kejutan. Saat penanya pertama perawat di bagian Hemodialisa Nur Fattah mau bertanya, langsung dapat hadiah jalan-jalan ke Bali. Rezeki yang tidak disangka-sangka itu membuat Nur dan seluruh peserta kaget.
Semula Dr Aqua yang suka berbagi pada banyak orang itu mau memberikan hadiah buat Nur dan pasangannya. Namun karena dia belum menikah sehingga liburan ke Pulau Dewata untuk dia sendiri.
“Setiap saat Mbak Nur bisa liburan ke Bali. Kalau besok mau ke sana juga boleh. Tiket pesawat dan penginapan di hotel berbintang saya siapkan,” ujar Dr Aqua yang disambut tepuk tangan seluruh yang hadir.
Sementara Nur masih kelihatan kaget. Sepertinya belum percaya pada rezeki yang baru saja diterimanya. Dia belum memutuskan waktu untuk liburan ke Bali.
Selain kepada Nur, Dr Aqua juga memberikan hadiah liburan ke Bali kepada dua pegawai bagian Teknologi Informasi. Mereka adalah Robi Siswara dan Sigit Prakoso. Pemberian itu diumumkan di sesi ke delapan pada hari kedua.
“Selama dua hari ini, dua serangkai Mas Robi dan Mas Sigit membantu saya secara optimal saat presentasi. Sebagai apresiasi dan ucapan terima kasih kepada mereka, saya memberikan hadiah liburan ke Bali. Silakan rundingan untuk jadwal keberangkatannya,” kata Dr Aqua.
Visi dan Misi
Untuk mewujudkan sebuah kekuatan bersama (korsa) yang hebat, ungkapnya maka setiap orang dalam tim harus dapat memunculkan visi dan misi yang sama. Termasuk di kalangan nakes yang saat ini mendapatkan amanah luar biasa dari Tuhan Yang Maha Kuasa untuk memberikan pelayanan terbaik kepada sesama manusia di masa pandemi Covid-19 ini.
Selama ini lanjut Dr Aqua, para pegawai Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama telah sering menunjukkan jiwa korsanya. Hal tersebut mendapat apresiasi dari banyak orang baik di lingkungan TNI maupun di luar itu.
Salah satu contohnya adalah saat secara spontan membantu korban kecelakaan helikopter milik TNI Angkatan Darat (AD) dengan tipe Mi17 yang jatuh di Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa tengah pada Sabtu sore, 6 Juni 2020 lalu.
Pada kejadian nahas tersebur empat prajurit tewas. Keempat prajurit yang tewas dalam peristiwa tersebut adalah Lettu Wisnu Tia Aruni, Kapten I Kadek Suardiasa, Kapten Fredy Vebryanto Nugroho, dan Kapten Yulius Hendro.
Begitu kejadian Andi bersama timnya dari Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama langsung ke lokasi kejadian. Kemudian dengan cepat melakukan berbagai tindakan untuk menolong semua korban baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia.
“Kekompakan tim dari Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama yang dipimpin dokter Andi mendapat apresiasi dari banyak pihak. Itu menunjukkan jiwa korsa yang luar biasa,” ujar Dr Aqua yang menyatakan kekagumannya atas hal tersebut.