Cetakan pertama buku itu sebanyak 20 ribu eksemplar. Dengan cepat, hanya hitungan bulan seluruhnya habis terjual. Seiring dengan itu penulis belasan buku yang sebagian “super best seller” itu langsung meniatkan untuk menggunakan semua hasil penjualan bukunya buat berbagai kegiatan sosial terutama membiayai umrah banyak orang.
Dua buku terakhir yang berjudul “Humanisme Silaturahim Menembus Batas: Kisah Inspiratif Persahabatan Aqua Dwipayana-Ventje Suardana (Satu Kesamaan Yang Mampu Mengatasi Sejuta Perbedaan)” serta “Berkarya dan Peduli Sosial Gaya Generasi Milenial: Kisah Inspiratif Dua Bersaudara Alira-Savero Dwipayana Bergiat untuk Sesama” dicetak masing-masing 20 ribu eksemplar sehingga totalnya 40 ribu eksemplar. Sejak pertama kali dipasarkan pada Januari 2021 sampai sekarang telah terjual sebanyak 35 ribu eksemplar.
Buku “Humanisme Silaturahim Menembus Batas: Kisah Inspiratif Persahabatan Aqua Dwipayana-Ventje Suardana (Satu Kesamaan Yang Mampu Mengatasi Sejuta Perbedaan)” memuat kisah jalinan persahabatan dua anak manusia dari latar belakang yang jauh berbeda, baik suku, agama, ras, dan golongan atau strata sosial-ekonominya.
Dr Aqua seorang muslim dari suku Minangkabau yang lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara, dari keluarga sederhana pasangan Ayah-Bunda Syaifuddin-Asmi Samad.
Sedangkan Ventje seorang Tionghoa Katholik kelahiran Surabaya, Jawa Timur, dari keluarga pengusaha pasangan Papi-Mami Rudy Suardana-Susianawati Harlim.
Yang satu sampai mengenyam pendidikan S3 hanya di tingkat lokal/nasional, sedangkan satu lainnya kuliah di Amerika Serikat.
Terlepas dari banyak perbedaan di antara mereka, kedua tokoh yang dikisahkan dalam buku tersebut mampu menjalin persahabatan bahkan hingga tingkat seperti saudara kandung. Dan, persaudaraan itu bukan hanya antarmereka berdua melainkan juga keluarga besar kedua belah pihak.
Guru Besar dan Dekan ke-9 Fikom Unpad Prof Deddy Mulyana, MA, Ph.D membubuhkan kata pengantar yang sangat apik dan relevan di buku Humanisme Silaturahim. Selain itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana/Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo juga menyampaikan kata pengantar untuk buku setebal 237 halaman yang diterbitkan oleh Media Baca Mandiri ini.
Buku “Berkarya dan Peduli Sosial Gaya Generasi Milenial: Kisah Inspiratif Dua Bersaudara Alira-Savero Dwipayana Bergiat untuk Sesama” berkisah tentang kiprah sosial kakak-beradik Alira-Ero Dwipayana. Di usia yang cukup muda –masih kepala dua, Alira-Ero telah menorehkan prestasi yang menjadi idaman semua orangtua.
Prestasi itu tidak hanya mereka ukir dalam kaitannya dengan capaian pendidikan atau lingkungan kampus. Di luar itu, yang tentu membuat kedua orangtua mereka bahagia dan sangat bersyukur ialah Alira-Ero telah menorehkan karya dalam kiprah mereka di bidang sosial-kemanusiaan.
Kepedulian sosial terhadap sesama itu dilakukan di tengah kesibukan kakak-beradik itu bersekolah di SMA Regina Pacis Bogor, Jawa Barat, dan sesudahnya. Saat Alira kemudian kuliah di Korea University Business School di Seoul, Korea Selatan (Korsel) dan bekerja di perusahaan farmasi terkemuka Daewoong di Korsel, dia terus melanjutkan kiprah sosialnya.
Hal yang sama juga dilakukan Ero yang kini mahasiswa semester VIII Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadaram (Fikom Unpad) Jatinangor, Sumedang, Jabar. Kiprah mereka selengkapnya tersaji di buku setebal 293 yang dibubuhi kata pengantar oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana/Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo ini.
Sumarni membeli ratusan eksemplar buku “Humanisme Silaturahim Menembus Batas: Kisah Inspiratif Persahabatan Aqua Dwipayana-Ventje Suardana (Satu Kesamaan Yang Mampu Mengatasi Sejuta Perbedaan)” serta “Berkarya dan Peduli Sosial Gaya Generasi Milenial: Kisah Inspiratif Dua Bersaudara Alira-Savero Dwipayana Bergiat untuk Sesama”. Semua buku itu akan dibagikan ke jajarannya dan para relasi.
“Saat masih menjabat sebagai Kapolres Sukabumi Kota, saya juga membeli buku serupa dalam jumlah banyak. Semua anggota dan relasi yang menerima buku-buku itu senang,” pungkas Sumarni.
Nyambung dan Akrab
Sebelum menemui Sumarni, Dr Aqua lebih dulu silaturahim ke komandan Kodim (Dandim) 0605/Subang Letkol Czi Irsad Wilyarto di rumah dinasnya. Saat itu bapak tiga anak tersebut sedang persiapan ke Taman Makam Pahlawan untuk ziarah dalam rangka ulang tahun TNI ke-76.
Meski baru pertama kali ketemu dengan Irsad, ngobrolnya langsung nyambung dan akrab. Mereka mendiskusikan banyak hal termasuk tentang kondisi Kodim 0605/Subang.
Israd yang sebelumnya menjabat sebagai Komandan Batalyon Zeni Tempur 16/Dikha Anoraga, Indrapuri, Aceh Besar, Aceh bertekad untuk memajukan Kodim 0605/Subang yang baru dipimpinnya. Salah satu yang menjadi atensinya adalah berusaha meningkatkan kesejahteraan para anggota.
“Saya sangat sadar bahwa keberhasilan menjadi Dandim tergantung dukungan dari seluruh anggota. Kondisinya sama saat saya menjadi komandan Batalyon (Danyon). Untuk itu selama menjabat Dandim saya berusaha seoptimal mungkin melakukan yang terbaik termasuk buat jajaran,” tekad pria yang berasal dari Magelang, Jawa Tengah tersebut.
Selama bertugas sebagai prajurit TNI, banyak prestasi yang telah ditorehkan Irsad. Diantaranya sukses menjadi komandan Satgas Kizi TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXVII-F/MINUSCA CAR di Afrika Tengah pada tahun 2020 lalu. Dia membawahi 200 personil.
Setelah setahun bertugas sebagai pasukan perdamaian di Afrika Tengah, atas keberhasilannya, Irsad dan pasukan yang dipimpinnya meraih penghargaan tertinggi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berupa United Nations Medal.
Itu merupakan wujud penghargaan tertinggi dari PBB atas kinerja yang telah ditunjukan oleh seluruh personel Satgas Kizi TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXVII-F/MINUSCA CAR selama sekitar setahun bertugas di Afrika Tengah.
“Penghargaan itu diperoleh atas jerih payah serta kerja ikhlas dan kerja keras seluruh anggota yang saya pimpin. Saya sangat mengapresiasi mereka,” ujar suami dari Galuh Irsad ini.
Atas prestasinya itu Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa memberikan hadiah kepada Irsad sebagai Dandim Subang. Hal yang sebelumnya tidak pernah dibayangkannya.
“Karena Danyonnya di Aceh, saya memperkirakan jadi Dandimnya di lingkungan Kodam Iskandar Muda. Ternyata saya ditugaskan sebagai Dandim 0605/Subang yang berada di bawah Kodam III/Siliwangi. Alhamdulillah… Mohon doa dan dukungan Pak Aqua agar saya dapat melaksanakan amanah ini dengan optimal,” lanjut Irsad yang menjabat Dandim sejak Sabtu (26/6/2021) lalu.
Pria yang membawahi 12 Koramil dan 416 personil ini berencana mengundang Dr Aqua untuk memberikan Sharing Komunikasi dan Motivasi dengan jajarannya. Dia merasa hal itu sangat perlu dilakukan. Jadwalnya sedang direncanakan.
Kepada Irsad, Dr Aqua memberikan buku “super best seller” Trilogi The Power of Silaturahim. “Insya Allah semua buku karya Pak Aqua, saya baca. Makasih banyak untuk silaturahim dan buku-bukunya,” pungkas Irsad. (*)