Tugujatim.id – Jika kita selalu mengeluh, kita tidak akan kemana-mana. Kita harus bersyukur dengan segala kesulitan yang ada. Ekonomi Indonesia tumbuh sekitar 7.07 persen. Hal ini menunjukkan masih ada harapan ekonomi Indonesia pulih. Tetapi tentu dengan diikuti transisi yang harus dijalani bersama-sama.
Itulah pembukaan yang disampaikan menteri BUMN (Badan Usaha Milik Negara), Erick Thohir dalam webinar series UKM (Usaha Kecil Menengah) Lead The Fest hari ke-5 yang digelar Pemimpin.id. Webinar ini mengusung tema New Era off Strengthening SMEs through Collaboration with BUMN
Salah satu transisi yang dijelaskan Erick Thohir yaitu digital konten. Menurutnya dahulu konten-konten dibuat oleh sebuah grup, tetapi sekarang individu dapat membuat konten sendiri.
“Di industri makanan kita mengenal yang namanya health food organic yang dulu tidak terkenal. Menurut data statistiK, revenue dibidang kesehatan tumbuh 154 persen, makanan dan minuman tumbuh 106 persen lalu untuk hobi seperti perawatan dan pemeliharaan binatang tumbuh 2 kali lipat. Hilirisasi industri digital mempunyai peran penting,” ujar Erick.
Erick menyampaikan ada 3 peran BUMN untuk meningkatkan perekonomian Indonesia, yaitu pendanaan, pendampingan, dan membantu market. Dalam hal pendanaan, BUMN memiliki venture-venture kapital di BRI, BNI, Mandiri, Telkom untuk investasi di StartUp dan brand lokal atau pendanaan berupa pinjaman. BRI, PNM, Pegadaian di merger menjadi ultra mikro yang fokus terhadap UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) sehingga pendanannya lebih mudah, tanpa agunan, dan bunga kecil.
Pendampinganpun tidak kalah penting. Menurut Erick, BUMN melakukan pendampingan dalam hal investasi atau pinjaman. Yang terakhir, membantu market. Salah satu contohnya yaitu Sarinah yang menjual 100 persen brand lokal.
“Sekarang BUMN sudah memiliki market place yang dinamakan PaDi (Pasar Digital) UMKM yang tahun lalu memiliki total transaksi Rp. 8.4 triliun. Tiga hal penting itu sebagai bukti bahwa pemerintah hadir dan tidak pernah lelah melayani generasi muda,” katanya.
Pria kelahiran Jakarta itu tak lupa menambahkan bahwa generasi milenial sekarang ini harus berakhlak, amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif. Untuk menjadi seorang entrepreneur, harus adaptif untuk mengantisipasi berubahnya habit masyarakat, tren pasar, dan digitalisasi.
Tetapi perubahan tidak bisa dilakukan sendiri. Kolaborasi sekarang menjadi kunci untuk bersama-sama maju. Erick juga berpesan untuk seluruh pelaku usaha selalu amanah jika mendapatkan pendanaan.
“Entrepreneur adalah bisnis kepercayaan. Di mana konsumen akan loyal jika pengusaha ini amanah,” lanjut pria 51 tahun tersebut.
UMKM merupakan tulang punggung ekonomi nasional, dibuktikan dengan 99.9 persen pelaku usaha adalah UMKM. Pandemi dan digitalisasi juga berpengaruh besar terhadap UMKM. Daya konsumsi masyarakat yang terbatas menyebabkan omset UMKM menurun bahkan ada beberapa yang gulung tikar.
“UMKM yang akan terus tumbuh adalah UMKM yang adaptif terhadap segala jenis perubahan dan inovasi produk sesuai permintaan pasar,” katanya.
Sementara, sesi dilanjutkan penyampaian dari Teten Masduki, menteri Koperasi dan UMKM. Ia menyampaikan bahwa minat anak-anak muda yang berbeda dari generasi sebelumnya, anak muda sekarang lebih tertarik untuk menjadi entrepreneur.
“Saya kira ini sangat bagus, karena jumlah pegusaha di Indonesia masih di angka 3.47 persen. Padahal untuk menjadi negara maju dibutuhkan minimum 4 persen pengusaha. Indonesia memiliki potensi untuk menjadi negara maju jika banyak pengusaha muda bermunculan karena sekarang persentase jumlah pengusaha bisa menjadi indikator sebuah negara dikatakan maju atau tidak,” ujarnya.
Mantan aktivis ICW itu menambahkan, pemerintah sedang membentuk anak muda untuk menjadi pengusaha tangguh dan mampu bersaing di pasar dalam maupun luar negeri. Hal ini ditunjukkan dengan adanya rencana menyusun peraturan presiden mengenai kewirausahaan.
“Masa depan SME (Small and Medium Enterprise) Indonesia terletak di tangan anak muda yang terdidik. Produk yang harus dipikirkan anak muda yang ingin menjadi pengusaha yaitu produk yang berbasis kreativitas dan teknologi,” katanya.
Perubahan begitu cepat dan terus bergerak seiring dengan kemajuan teknologi, persaingan antar negara menitikberatkan pada kreativitas dan inovasi. Maka anak-anak muda harus memiliki sikap kepemimpinan terbuka terhadap peubahan. Itulah pesan yang disampaikan Teten untuk pemimpin muda, sapaan peserta Lead The Fest.