Malang – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) memberikan Anugerah Sabda Budaya Brawijaya kepada sastrawan asal Jawa Timur, Abdul Hadi WM pada peringatan Hari Pahlawan, 10 November lalu. Hal tersebut sekaligus menjadi agenda rangkaian Dies Natalis FIB UB ke 11 tersebut digelar secara luring dan daring pada tanggal 10 Nopember 2020, tepat pada Hari Pahlawan.
Baca Juga: Mengunjungi Ndalem Pojok, Kediaman Kedua Sukarno di Kediri
Anugerah Sabda Budaya Brawijaya merupakan bentuk apresiasi dan penghargaan pada tokoh bidang sastra dan seni budaya yang diberikan oleh FIB UB.
Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Prof. Dr. Agus Suman, SE., DEA. dalam sambutan menyampaikan bahwa FIB UB ingin memberikan penghargaan kepada para tokoh dari Jawa Timur yang dinilai berjasa besar bagi pengembangan sastra dan seni budaya.
Prof. Dr. Agus Suman, SE., DEA lebih lanjut menilai bahwa tokoh yang dipilih untuk mendapatkan anugerah dinilai sebagai pahlawan yang telah berjuang keras mempertahankan dan mengembangkan bidang sastra seni dan budaya. Yakni sastrawan nasional, Abdul Hadi W.M. yang dikenal sebagai penyair dan budayawan yang menciptakan puisi-puisi sufistik dan menyampaikan berbagai pemikiran kebudayaan.
Baca Juga: Hari Ayah Nasional: Ragam Cerita Peringatan Hari Ayah di Dunia
Menanggapi pemberian anugerah tersebut, Abdul Hadi WM yang hadir secara daring melalui aplikasi Zoom mengatakan merasa gembira dan menghargai sekali anugerah yang diberikan padanya.
Abdul Hadi WM juga berharap akan ada perguruan tinggi lain khususnya di Jawa Timur yang mengikuti Jejak FIB UB dalam mengangkat martabat kesusastraan Indonesia.
Untuk diketahui, penyair bernama lengkap Abdul Hadi Wiji Muthari lahir di Sumenep Madura pada 24 Juni 1946. Dalam bidang sastra, Abdul Hadi W.M, selain sebagai penyair, juga melahirkan gagasan-gagasan tentang kesusastraan melayu.
Buku Kumpulan Puisi antara lain berjudul “Laut Belum Pasang” “Meditasi”, “Cermin”, “Tergantung pada Angin”, “ Potret Panjang Seorang Pengunjung Pantai Sanur”, “Anak Laut Anak Angin”, dan “Madura: Luang Prabhang dan Pembawa Matahari”. Sementara buku-buku yang berisi pemikirannya seperti “Kembali ke Akar Kembali ke Sumber: Esai-esai Sastra Profetik dan Sufistik (Pustaka Firdaus, 1999)”, “Islam: Cakrawala Estetik dan Budaya (Pustaka Firdaus, 1999)”, dan “Tasawuf Yang Tertindas”.
Baca Juga: 2.000 Liter Solar Mencemari Air PDAM Kota Malang, Diduga Ada Kesengajaan
Yusri Fajar, perwakilan dewan kurator Sabda Budaya Brawijaya, dalam sambutannya mengatakan bahwa dalam tahapan seleksi dewan kurator mengidentifikasi para sastrawan, seniman dan budayawan yang berasal dari Jawa Timur melalui berbagai data dan dokumen yang dikumpulkan dari berbagai sumber baik cetak maupun elektronik.
Dewan Kurator kemudian berdiskusi, mempelajari, menimbang dan menilai berdasarkan beberapa kriteria. Di antaranya seperti kualitas karya, dedikasi, pengabdian, kesetiaan pada bidang yang ditekuni secara berkelanjutan, dan juga prestasi-prestasi yang diraih. Dewan Kurator Anugerah Sabda Budaya Brawijaya tahun 2020 yaitu Dr. Nanang Suryadi (Dosen UB dan Penyair Nasional), Yusri Fajar (Dosen UB dan Sastrawan Nasional), Prof. Henricus Supriyanto (Peneliti dan Pakar Seni Tradisi) dan Wahyu Widodo, S.S. M.Hum (Dosen UB, peneliti mantra)
Abdul Hadi W.M. merupakan sastrawan ke 3 yang meraih Anugerah Sabda Budaya Brawijaya dari Fakultas Ilmu Budaya UB. Sebelumnya, sastrawan Wina Bojonegoro pada tahun 2018 dan Budi Darma pada tahun 2019 mendapatkan anugerah serupa.
Baca Juga: Mau Umrah saat Pandemi COVID-19? Simak Beberapa Syarat Berikut!
Pada tahun 2020, selain Anugerah Sabda Budaya Bidang Sastra yang diberikan kepada Sastrawan Abdul Hadi W.M., Fakultas Ilmu Budaya UB juga memberikan Anugerah kepada Eko Edy Susanto atau yang dikenal dengan Cak Edy Karya (untuk kategori seni tradisi) dan M. Sholeh Adi Pramono (untuk kategori Insentif Proses Kreatif). Anugerah yang diberikan menjadi bukti nyata kiprah dan kontribusi FIB UB dalam menghargai para tokoh sastra seni budaya dan mengembangkan kebudayaan di Indonesia. (Ads)