JAKARTA, Tugujatim.id – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa akan nonaktif sebagai Ketua Muslimat NU karena bergabung dengan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.
Khofifah menyatakan bahwa dirinya akan resmi bergabung dengan TKN Prabowo-Gibran terhitung sejak besok, Minggu (21/1/2024). “Besok baru masuk TKN,” katanya selepas memimpin Harlah Muslimat NU 2024 di Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Sabtu (20/1/2024).
Untuk itu, Ketua PP Muslimat NU tersebut menegaskan bahwa dirinya akan mundur dari Muslimat NU dengan menyerahkan surat pengunduran diri saat malam nanti. “Tadi sudah saya sampaikan ke PBNU kalau nanti malam saya akan menyampaikan surat untuk PBNU untuk nonaktif,” ujarnya.
“Karena saya juga salah satu ketua PBNU, jadi insyaallah besok saya mulai nonaktif,” sambung mantan Menteri Sosial tersebut.
Sebelumnya, Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf mengatakan bahwa Khofifah harus mundur dari jabatannya sebagai Ketua PP Muslimat NU jika memilih mendukung capres dan cawapres nomor urut 02.
“Kalau memang dia (Khofifah) sudah secara resmi terdaftar sebagai juru kampanye, terdaftar resmi, maka dia harus nonaktif dari jabatannya sebagai Ketum Muslimat NU,” kata Gus Yahya, sapaannya, pada Kamis (18/1/2024).
Tanggapan Khofifah Soal Status ke-NU-annya
Dalam sambutannya di agenda Harlah Muslimat NU 2024 hari ini, di hadapan ibu-ibu muslimat NU, Khofifah menanyakan tentang keaslian ke-NU-annya. “NU saya asli atau bukan ibu-ibu?,” katanya.
Merespons hal itu, di hadapan awak media, Khofifah menanggapi santai bahwa pertanyaan yang dilontarkan kepada 150 ribu Muslimat NU tersebut ingin memvalidasi soal idealismenya sebagai kelompok NU.
“Karena kebetulan itu ramai dan diramaikan. Maka, kepada warga Muslimat, perlu dong saya menyampaikan kesaksian mereka kira-kira ke-NU-an saya diragukan atau ragu-ragu, itu sederhana,” ujarnya.
Sebelumnya, singgungan soal status ke-NU-an Khofifah berasal dari penyataan Cawapres nomor urut satu, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang memberikan respons terhadap pilihan politik Khofifah di Pemilu 2024.
Meski Cak Imin tak menyebut nama Khofifah, sindiran tersebut mengarah kuat kepada sosok Gubernur Jawa Timur tersebut.
Menurut Khofifah, lebih baik tidak perlu menakar soal status ke-NU-an seseorang sebab berkaitan dengan ideologi, idealisme, dan kehidupan masing-masing. “Nggak usah menakar keNU-an seseorang karena itu berkaitan dengan ideologi dan kehidupan keagamaan. Jadi saling menghormati saja,” tandasnya.
Reporter: Izzatun Najibah
Editor: Lizya Kristanti