PASURUAN, Tugujatim.id – Adi Nugroho (39), warga Desa Kresikan, Kecamatan Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, sukses membudidaya benih ikan nila unggulan. Ikan nila yang diberi nama “kekar” ini diklaimnya lebih tahan penyakit dan lebih cepat pertumbuhannya.
Adi mengatakan bahwa benih ikan nila yang dia budidayakan bukan benih sembarangan. Ikan nila “kekar” adalah hasil gabungan 28 jenis atau strain ikan nila. “Indukannya kita yang cari paling bagus, kita kawin silangkan,” ujar Adi, pada Sabtu (25/2/2023).
Adi menggabungkan beberapa jenis indukan ikan nila luar negeri dengan indukan lokal, di antaranya bibit ikan nila dari Israel, Malaysia, Singapura, dengan bibit dari Danau Toba Sumatera, dari Malang, Surabaya, dan lain sebagainya. “Kualitasnya jadi unggul. Kita cari indukan yang lebih tahan penyakit jadi lebih mudah dibudidayakan,” jelasnya.
Karena kualitas yang baik, harga benih ikan nila “kekar” memang di atas rata-rata harga pasaran. Untuk seribu ekor benih ikan nila ukuran 1 sampai 3 cm, dijualnya dengan harga Rp50 ribu. Sementara harga pasaran sekitar Rp20 ribu.
Meski harganya lebih mahal, namun penjualan benih ikan nilanya laris. Dalam sebulan, dia bisa mendapat omset hingga Rp50 juta dari penjualan 1 juta benih ikan nila.
“Paling banyak pasarnya dari Sidoarjo, ada juga Lamongan, lainnya kebanyakan luar Jawa. Mulai dari Aceh, Kalimantan, sampai Papua,” jelasnya.
Adi menuturkan bahwa dia menekuni usaha jual benih ikan nila ini karena sejak kecil hobi memelihara ikan. Dia dikenalkan dengan dunia budi daya ikan oleh ayahnya yang seorang pegawai Dinas Perikanan. Bahkan, dia rela melepas pekerjaannya sebagai sales obat demi membangun bisnis budi daya benih ikan nila.
“Selain ilmu dari orang tua, pengalaman marketing obat ini juga jadi modal saya berjualan ikan,” imbuhnya.
Usaha yang dimulainya sejak 2009 ini awalnya hanya memiliki 15 kolam saja dengan menyewa lahan orang lain.
Selama 10 tahun berjalan, usaha budi daya benih ikan nilanya terus berkembang pesat hingga kini memiliki 220 kolam.
“Susahnya di lima tahun pertama karena masih banyak orang gak kenal produk kita. Kalau sekarang malah banyak orang yang ngaku-ngaku jual benih ikan nila pakai nama “kekar”, padahal bukan dari kita,” pungkasnya.