BOJONEGORO, Tugujatim.id – Pemkab Bojonegoro menggelar Deklarasi Penanganan Kemiskinan Ekstrem di Kabupaten Bojonegoro, Senin (15/11/2021). Dengan digelarnya acara ini, Bupati Bojonegoro Anna Muawanah yakin pada 2021, penanganan kemiskinan ekstrem bisa selesai.
Acara yang berlangsung di Pendapa Malowopati Bojonegoro ini dihadiri Bupati Bojonegoro Anna Muawanah beserta jajarannya, kepala OPD se-Kabupaten Bojonegoro, camat se-Kabupaten Bojonegoro, dan juga 25 kepala desa (kades).
“Acara ini digelar agar terbentuknya tekad dan komitmen dalam rangka penanganan kemiskinan ekstrem yang bertepatan pada November yaitu Bulan Pahlawan. Semoga kita semua menjadi pahlawan dalam penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bojonegoro,” ujar Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Bojonegoro Kusnandaka Tjatur P.
Dalam laporannya, Kusnandaka menuturkan, Pemkab Bojonegoro fokus pada data Badan Pusat Statistik (BPS), Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Desil 1 (rumah tangga dalam kelompok kondisi 10% terendah-sangat miskin), SDGs sebagai acuan penanganan kemiskinan.
Kusnandaka menjelaskan, pertama dalam penanganan kemiskinan ekstrem adalah dengan verifikasi dan intervensi data yang selanjutnya diberikan kepada camat dan dilaksanakan oleh pemerintah desa terkait.
“Mengingat dari sekian data yang diterima tidak ada persamaan, maka pemadanan data oleh dispenduk akan kami serahkan ke kecamatan dan pemerintah desa untuk diberikan program penanganan. Maka tekad dan komitmen bersama perlu kami bangun, peningkatan akselerasi, dan sinergitas dari tingkat pemerintah desa hingga daerah,” kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Bojonegoro Anna Muawanah meminta semua pihak, khususnya 25 desa yang diberikan intervensi, agar membangun sinergitas dan komitmen bersama dalam menyukseskan pengentasan kemiskinan ekstrem, mengingat Bojonegoro ditunjuk langsung oleh wapres RI sebagai role model bersama 4 kabupaten lain di Jatim.
“Dan saat ini kami sedang fokus untuk memaksimalkan program Pemkab Bojonegoro dalam menyejahterakan masyarakat melalui sektor kesehatan dan fasilitas bagi warga seperti RTLH yang diberikan intervensi dengan program Aladin dan lain-lain,” katanya.
Orang nomor 1 di Bojonegoro itu optimistis pada 2021, penanganan kemiskinan ekstrem di wilayahnya dapat dituntaskan.