TUBAN, Tugujatim.id – Ramadan 2024 begitu istimewa. Pasalnya selama bulan suci umat Islam tersebut bakal berlangsung peristiwa astronomi berupa dua gerhana sekaligus yakni Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari.
Gerhana bulan bakal terjadi lebih dahulu dibandingkan Matahari, yakni pada 15 Ramadan atau 25 Maret 2024. Gerhana penumbra ini mungkin tidak terlalu terlihat secara jelas karena hanya sebagian dari bulan akan terhalang oleh bayangan Bumi.
Sementara itu, Gerhana Matahari total yang sangat langka dijadwalkan akan terjadi pada 29 Ramadan atau tepatnya pada 8 April 2024. Gerhana matahari total akan terlihat di sebagian wilayah Asia dan Australia. Sehingga memberikan kesempatan kepada Islam dan yang lainnya di wilayah tersebut untuk menyaksikan fenomena alam menakjubkan tersebut.
“Waktu kejadian gerhana bulan penumbra tanggal 25 Maret 2024 di wilayah Tuban terjadi 3 fase, yaitu mulai, puncak, dan gerhana akhir. yaitu pada pukul 11.50.58 WIB – 16.34.38 WIB. Hampir seluruh Indonesia tidak bisa melihat dengan sempurna. Fase gerhana teramati di wilayah benua amerika,” kata Zem Irianto Padama, Kepala Stasiun Metereologi BMKG Kelas III Tuban.
Zem sapaan akrabnya, menyampaikan, sebenarnya pada 2024, terjadi 4 kali gerhana, yaitu 2 kali gerhana Matahari dan juga dua gerhana bulan. Rinciannya adalah sebagai berikut:
1. Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 25 Maret 2024 yang dapat diamati dari Indonesia,
2. Gerhana Matahari Total (GMT) 8 April 2024 yang tidak dapat diamati dari Indonesia,
3. Gerhana Bulan Sebagian (GBS) 18 September 2024 yang tidak dapat diamati dari Indonesia,
4. Gerhana Matahari Cincin (GMC) 2 Oktober 2024 yang tidak dapat diamati dari Indonesia.
Dari fenomena alam yang bakal terjadi itu, tentunya memiliki dampak lain yang ditimbulkan yang bisa mempengaruhi pasang surutnya air laut. Prakiraan pasang surut yang dikeluarkan BMKG Perak, pada 20 – 24 Maret terjadi pasang setinggi 140 – 150 cm dan terjadi pada pukul 08.00 WIB – 10.00 WIB. Tapi tinggi gelombang dalam fase rendah antara 0,1 – 0.75 Meter
Kedua gerhana ini menjadi momen spiritual bagi umat Islam di seluruh dunia, mengingatkan mereka akan keagungan alam semesta dan kekuasaan Sang Pencipta. Tentunya peristiwa alam ini dapat diambil ibrah dengan memperbanyak amal ibadah, introspeksi diri, serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
Reporter : Mochamad Abdurrochim
Editor: Darmadi Sasongko