PASURUAN, Tugujatim.id – “Gulai kok ada kacang ijonya?” Ya, begitulah pertanyaan yang sering terlontar dari para pembeli yang baru mencicipi kuliner Gulai Kacang Ijo Sya’roni Kota Pasuruan ini. Buat Anda pencinta kuliner ala Timur Tengah yang dipadukan dengan cita rasa tradisional Jawa, tak ada salahnya untuk mencicipi olahan unik yang melegenda di Kota Pasuruan ini.
Tentunya kuliner ini juga bisa Anda jadikan sebagai salah satu santapan yang cocok untuk melepas lapar ketika berbuka saat Ramadhan lho. Warung Gulai Kacang Ijo Sya’roni ini terletak di Jalan KH Abdul Hamid No 54, Kota Pasuruan, tidak jauh dari area Wisata Religi Makam KH Abdul Hamid.
Meski tempatnya sederhana, tapi soal kelezatannya tak kalah dengan olahan-olahan sekelas restoran. Bahkan, tempat ini tidak pernah sepi pembeli.
Pemilik Warung Gulai Kacang Ijo Sya’roni, yaitu Ahmad Sholeh, mengatakan, usaha kuliner ini sudah berdiri selama 40 tahun. Kali pertama usaha ini dirintis oleh ayahnya, Achmad Sya’roni, sejak 1982 silam.
“Yang mendirikan kali pertama itu bapak saya, Achmad Sya’roni. Jadi, terkenalnya pakai nama Gulai Kacang Ijo Sya’roni,” ujar Ahmad Sholeh kepada Tugu Jatim pada Jumat (08/04/2022).
Kuatnya aroma rempah Timur Tengah yang diramu dengan gurihnya kacang hijau menjadi paduan rasa yang menggugah selera pencinta kuliner. Apalagi jika ditambah dengan sensasi empuk daging kambing muda, pasti bikin Anda penasaran dan ketagihan untuk menikmatinya.
Menurut Ahmad, gulai kacang ijo di tempatnya juga beda dengan gulai yang lainnya. Dia masih menjaga resep turun-temurun dari ayahnya yang memadukan antara gulai rempah khas Timur Tengah dengan cita rasa gulai kambing khas Banjarnegara, Jawa Tengah.
“Untuk lidah orang Arab cocok, lidah Jawa cocok, bahkan lidahnya orang China juga cocok. Memang yang diunggulkan di sini itu kalau kata pengunjung, ya yang kuat rasa rempahnya. Bahan-bahannya alami semua,” imbuhnya.
Selama Ramadhan 2022, Warung Gulai Kacang Ijo Sya’roni buka mulai pukul 16.00-02.00. Sementara di hari-hari biasa, para pembeli mulai antre berdatangan sejak pukul 06.00-22.00.
Selain bisa dimakan langsung di tempat, para pembeli juga bisa memesan kuliner ini untuk disajikan di acara-acara seperti selamatan, pengajian, maupun perayaan lainnya.
“Saya masaknya juga tiap hari. Karena tiap hari habis. Kalau sehari bisa habis 1-2 kambing. Bisa lebih banyak pas momen-momen tertentu seperti ada Haul Kiai Hamid atau ada pesanan buat acara,” ungkapnya.
Sementara untuk satu porsi Gulai Kacang Ijo Sya’roni dibanderol dengan harga Rp30.000. Dijamin Anda pasti kenyang karena satu piring bakal terisi penuh dengan daging kambing beserta jeroan seperti paru, jantung, hati, hingga ginjal.
Gurih dan sedapnya daging serta kuah gulai kacang ijo ini bisa Anda nikmati dengan sepiring nasi hangat atau lontong seharga Rp3.000. Bahkan, disediakan pula variasi kudapan berupa kue maryam gurih khas Timur Tengah.
“Di sini pesannya sesuai selera, kalau yang suka jeroan ya saya kasih. Pakai nasi bisa atau lontong, cuma nambah Rp3.000. Biasanya ada juga roti maryam buatan istri saya, tapi cepat habisnya,” ucapnya.
Eksis hingga 40 Tahun, Jadi Kudapan Legendaris Favorit Wali Kota hingga Ulama
Popularitas Gulai Kacang Ijo Sya’roni sudah melegenda di kalangan pencinta kuliner. Bukan hanya terkenal di wilayah Kota dan Kabupaten Pasuruan, olahan gulai ini bahkan jadi langganan warga luar daerah. Tak heran jika Gulai Kacang Ijo ini tetap eksis walaupun sudah berdiri hampir setengah abad.
“Tiap hari tidak pernah sepi pembeli, ada aja yang datang. Kebanyakan dari kota sama Kabupaten Pasuruan. Tapi, ada juga yang dari Probolinggo, Lumajang, sampai Banyuwangi. Dalam sehari bisa menjual 100 porsi,” ujar Ahmad.
Dia mengatakan, lidah dari berbagai kalangan pun cocok dengan cita rasa gulai kacang ijo ini. Mulai dari wali kota, pejabat anggota dewan, pegawai BUMN, ulama, hingga para peziarah wisata religi pun pernah mencicipi kelezatannya.
“Zamannya ayah saya, mantan Wali Kota Pasuruan almarhum H. Hasani ini sering mampir ke sini. Pejabat-pejabat dewan Kabupaten Pasuruan kalau pulang kerja juga beli di sini. Ada juga pegawai BUMN, karyawan swasta, ustad, sama orang yang habis ziarah juga,” imbuhnya.
Ahmad mengakui omzet penjualannya sempat menurun akibat terdampak pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan berkurangnya jumlah pengunjung wisata religi selama pemberlakuan aturan pembatasan sosial.
Apalagi harga bahan-bahan untuk membuat gulai, seperti daging dan minyak, yang semakin naik. Meski begitu, dia tetap tidak menaikkan harga jual gulai kacang ijo karena bersimpati dengan kondisi keuangan masyarakat yang belum stabil.
“Ini sudah 2 tahunan harga gulai kambingnya nggak saya naikkan karena kondisi ekonomi yang nggak stabil. Kalau sudah saya naikkan nanti mau turun lagi susah. Terpenting nggak rugi, modal balik, ya sudah,” ungkapnya.
Sementara itu, Pipin, seorang pegawai bank swasta, mengatakan, dirinya selalu meluangkan waktu senggangnya untuk datang ke Warung Gulai Kambing Sya’roni.
“Ini kebetulan saya habis mampir ke rumah saudara dekat sini. Jadinya pingin mampir ke sini,” ucap Pipin.
Dia ketagihan kuliner ini karena aroma rempahnya yang nendang, rasanya unik, dan beda dengan kuliner lainnya.
“Rasanya ya lain aja. Apalagi nyari yang seperti ini kan susah. Di Pasuruan kan nggak banyak,” ujarnya.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim