MALANG, Tugujatim.id – Universitas Widyagama Malang (UWG) menghadirkan Rocky Gerung dalam Mimbar Akademik dan Kerakyatan, Senin (12/2/2024).
Dalam acara yang bertempat di Kampus II Universitas Widyagama, sosok Rocky Gerung pun didapuk membawakan ceramah dengan tema utama “Indonesia dalam Pusaran Demokrasi atau Democrazy? Sebuah Refleksi Merawat Keindonesiaan Kita Melalui Demokrasi dan Kerakyatan dalam Perspektif Etika, Filsafat, Hukum dan HAM”.
Selaku penyelenggara acara, panitia Fakultas Hukum Widyagama, menjelaskan jika tujuan acara ini secara khusus juga untuk memperingati Dies Natalis Ke-53 UWG. Selain itu, juga untuk memberikan literasi demokrasi dan kewarganegaraan pada masyarakat.
Rektor Universitas Widyagama, Dr. Anwar, S.H., MHum. dalam sambutannya menyebut jika Rocky Gerung sengaja dihadirkan karena dikenal memiliki pandangan dan pemikiran kritis sehingga dapat memperkaya perspektif demokrasi bagi mahasiswanya.
Ia pun berterimakasih atas kerja keras panitia yang dalam waktu singkat sanggup mempersiapkan acara. Sekitar 300 peserta yang hadir pun berasal dari banyak elemen, mulai dari mahasiswa UWG, mahasiswa kampus di Malang lainnya hingga masyarakat umum.
Bicara di Universitas Widyagama, Rocky Gerung Singgung Kebebasan Berpendapat dan Netralitas

Sebagai pembuka, Rocky menjelaskan bahwa mimbar akademik adalah ruang di mana kebebasan menyampaikan argumen menjadi landasan.
“Mimbar akademis, isinya kebebasan menyatakan dalil yang mana menyatakan kebebasan dalam ber proposisi. Jadi siapapun yang mempunyai dalil, dia yang berhak memakainya,” ujarnya.
Membincang Pemilu 2024, Rocky Gerung mengaku pernah diperintahkan untuk bersikap netral yang mana tidak hanya mengkritik paslon Pilpres No. 1, No. 2, atau No. 3
“Jika netral dengan menuruti perintah, artinya saya tidak netral, itu logikanya,” tandas Rocky.
Rocky juga menegaskan bahwa netralitas bukanlah tentang diam dan mematuhi perintah. Namun tentang memiliki kebebasan untuk menyatakan pendapat dan terbebas dari intervensi yang melanggar HAM.
“Mungkin kita menyadari bahwa demokrasi kita di Indonesia ada dalam istilah “maju mundur”, yang mengartikan maju sedikit mundur banyak,” sebutnya.
Menurut pria yang sering dianggap kontroversi atas pendapat-pendapatnya ini menyebut kecurangan dapat terjadi dan dimulai dari kekurangan dalam pikiran dan penyalahgunaan keuangan, dan melanggar etika.
Ia juga mengingatkan bahwa dalam demokrasi, ketakutan akan kehilangan kekuasaan seringkali mendorong perilaku yang tidak bermoral. Bahkan terdapat kesenjangan yang signifikan dalam praktek kejujuran antara Indonesia dengan negara-negara lain.
“Dalam tag line KPK menyatakan bahwa berani jujur itu baik. Sedangkan tingkat kejujuran di Indonesia 34 dari 100. Jika dibandingkan dengan negara lain, skala di Indonesia terbilang memiliki perbandingan yang sangat jauh. Seperti contohnya di Islandia dengan skala 99 dari 100,” pungkasnya dalam mimbar akademik di Universitas Widyagama Malang.
Writer: Ahmat Rizal Muslim Hidayat (magang)
Editor: Imam A. Hanifah