MALANG, Tugujatim.id – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Bin Ali Mahdi Al-Hamid menghadiri aksi tanda tangan petisi Malang Kota Toleransi di depan gedung DPRD Kota Malang pada Selasa (01/03/2022). Dia mengungkapkan, proyeksi Malang sebagai Kota Halal tidak cocok untuk masyarakat Kota Malang yang sangat plural, heterogen, dan beragam.
Sebelumnya beberapa waktu yang lalu, gerakan Ormas Malang Bersatu telah menggelar aksi untuk merespons rencana Kota Malang sebagai Kota Halal. Aksi itu pun dilakukan untuk menolak rencana tersebut. Karena merasa belum mendapat tanggapan dari pihak pemerintah, aksi kembali dilakukan dengan kegiatan penandatanganan petisi Malang Kota Tolerasi pada Selasa (01/03/2022).
Pada kegiatan aksi penandatangnan petisi itu, Habib Syakur mengatakan, bukannya mau menantang hukum syariat yang mengatur tentang halal, tapi sebelum merumuskan hal itu harus ada upaya penertiban terlebih dulu terkait rencana Kota Halal tersebut.
“Bukannya kami mau menentang syariat tentang halal, tidak. Tapi, semua itu harus ditertibkan. Jadi, misalnya proyeksi Kota Halal itu untuk apa. Sedangkan di sini masyarakatnya plural dan heterogen. Kalau proyeksi Malang Kota Halal itu kan sangat menyakiti anak bangsa,” ungkap Habib Syakur di depan gedung DPRD.
Dia juga menjelaskan, bila hanya mau mewujudkan kuliner halal, sepertinya itu tidak perlu. Sebab, mayoritas masyarakat Kota Malang adalah agamnya muslim. Karena itu, pasti masyarakat Kota Malang lebih suka makanan yang halal.
“Bila Malang Kota Halal itu diterapkan, bagaimana dengan saudara-saudara kita yang lain, saudara-saudara kita sebangsa dan setanah air yang berada di Kota Malang ini yang berlainan agama. Kan tersakiti dengan adanya slogan ini,” ungkapnya.
Menanggapi inisiasi DPRD Kota Malang yang akan melahirkan perda toleransi, Habib Syakur mengapresiasinya. Menurut dia, langkah itu adalah langkah yang bagus untuk mewujudkan Malang sebagai Kota yang moderat, yang humanis dan dinamis, menuju Malang menjadi kota-kota peradaban terbaru di Indonesia, karena Malang menjadi pionir di seluruh kota-kota di Indonesia.
“Buktinya sekarang Malang kota toleransi, yang lainnya ikut menginisiasi. Memang ide kota toleransi itu, ide dari saya. Saya sempat berbicara di berbagai forum. Saya bilang pemerintah itu tidak harus menilai kota kebersihan adipura, tapi pemerintah wajib menilai kota-kota mana yang layak mendapat predikat sebagai kota toleransi. Memang cita-cita saya dari dulu ingin mewujudkan Malang sebagai kota toleransi,” ujar Habib Syakur.
Terakhir, Habib Syakur mengatakan, Malang sebagai kota toleransi adalah suatu langkah yang sangat bagus untuk dideklarasikan. Harapannya, hal ini harus diwujudkan karena itu suara hati anak bangsa yang terbalut dalam kasih sayang kemanusiaan yang berada di Kota Malang tercinta ini.