SURABAYA, Tugujatim.id – Hari Guru Nasional 2023, guru bukan hanya sebatas pengajar. Tapi, mereka juga menjadi motor penggerak untuk membentuk karakter, kepribadian, integritas, dan akhlak mulia bagi peserta didik.
“Guru memegang peran kunci bagaimana generasi muda bangsa ini dibentuk, jadi generasi emas untuk mewujudkan Indonesia emas 2045 sangat ditentukan bagaimana kualitas pendidikan saat ini,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam peringatan Hari Guru Nasional 2023, Sabtu (25/11/2023).
Khofifah menerangkan, guru memiliki peran besar dalam pertumbuhan anak-anak yang punya kedalaman ilmu, kreativitas, inovasi, dan karakter yang kuat. Karena itu, setiap guru harus kreatif dan inovatif.
“Perkembangan teknologi digital mendorong guru terus beradaptasi dengan berbagai proses pembelajaran, mengembangkan inovasi, dan kreativitas guna menghadapi tantangan yang dinamis baik di dalam maupun di luar negeri. Sebab, pendidikan itu seharusnya long life education,” ucapnya.
Khofifah juga menjelaskan jika guru adalah role model untuk menuju generasi emas Indonesia 2045. Harapannya, guru mampu menghadapi tantangan zaman. Salah satu caranya yakni melalui implementasi kurikulum merdeka (IKM) di berbagai jenjang.
Hal tersebut juga selaras dengan tema dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yaitu “Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar”.
“Tema yang diangkat menegaskan peran guru sebagai penggerak utama dalam transformasi pendidikan Indonesia, maka mewujudkan Indonesia emas 2045 ditentukan bagaimana peran guru saat ini,” jelas Khofifah.
Tercatat, Jatim merupakan provinsi dengan pendaftar IKM terbanyak 2022 yakni 2.754 lembaga atau 78 persen dari 4.157 sekolah tingkat SMA, SMK, dan SLB. Pada 2023, hanya 48 lembaga yang belum terdaftar.
Mantan mensos tersebut menyebut jika ada empat hal yang menjadi tantangan guru. Pertama, era disrupsi yang menuntut inovasi dalam proses pembelajaran, kedua globalisasi terkait kualitas sekolah dan lulusannya. Ketiga, media sosial dan keempat era gig economy yang mana Gen Z dan milenial memiliki minat di pekerjaan yang fleksibel.
“Ini adalah hal yang sangat berbeda dengan sebelumnya, fokus mereka tidak lagi pada jenjang karir, tapi pada pemenuhan identitas. Hal ini mendorong masyarakat menuntut guru berperan lebih untuk mencerdaskan putra-putrinya,” ujarnya.
Writer: Izzatun Najibah
Editor: Dwi Lindawati