Tepat di hari ini, 16 November merupakan hari yang penting bagi masyarakat internasional yaitu diperingatinya Hari Toleransi Dunia.
Toleransi dapat dimaknai sebagai pondasi utama dalam kehidupan masyarakat. Bagaimana tidak, hidup di era globalisasi semakin meleburkan garis-garis perbatasan antar suku, bangsa, dan wilayah negara. Beragam budaya, kepercayaan, dan latar belakang hidup bersama. Oleh karena itu penting untuk meningkatkan kepedulian masyarakat tentang toleransi.
Baca Juga: Hindari Melakukan 7 Hal ini di Rutinitas Pagi
Also Read
Setiap orang tentu memiliki kepercayaannya masing-masing dan sudah menjadi kewajiban setiap individu untuk saling menghargai serta menghormati perbedaan ini. Namun perlu diperhatikan bahwa toleransi bukan berarti hanya satu pihak yang bersabar dan menghargai perbedaan dengan yang lain. Toleransi harus dilakukan oleh kedua belah pihak untuk menciptakan harmoni dalam masyarakat.

Bagaimana sejarah Hari Toleransi Internasional?
Tepat di hari yang sama 16 November pada tahun 1995 lalu, negara yang tergabung dalam keanggotaan The United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) mengadopsi Deklarasi Prinsip-Prinsip Toleransi. Peringatan hari ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap nilai-nilai toleransi.
Baca Juga: Lowongan Kerja Jurnalis Tugu Jatim: Surabaya, Tuban-Bojonegoro, Pasuruan
UNESCO mengungkapkan bahwa toleransi adalah menghormati, menerima, dan menghargai keberagaman budaya yang ada di dunia, serta wujud ekspresi kita sebagai manusia. Tidak bisa dipungkiri bahwa secara alami manusia memang berbeda. Oleh karena itu diperlukan nilai-nilai toleransi untuk menjaga keberlangsungan hidup damai dalam masyarakat.
Indonesia seharusnya dapat menjadi ikon bentuk toleransi
Keberagaman sudah menjadi identitas yang melekat dalam entitas bangsa Indonesia. Banyaknya suku, budaya, dan bahasa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke mampu bersatu dalam satu rangkaian bangsa Indonesia. Seharusnya hal ini dapat menjadi motivasi kita sebagai bangsa yang telah hidup dalam keberagaman sejak dideklarasikannya Sumpah Pemuda 1928 lalu untuk terus meningkatkan rasa toleransi. Kita bisa dengan bangga menyuarakan kesatuan dalam keberagaman kepada bangsa lain untuk terus memperjuangkan kedamaian di dunia.
Bagaimana intoleransi bisa diatasi?
Melansir dari laman United Nations (UN) terdapat 5 hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi intoleransi?
- Melalui Hukum
Disinilah peran pemerintah diperlukan dalam pengesahan hokum yang berlaku untuk melawan bentuk intoleransi. Hukum berguna untuk memastikan kesetaraan dalam masyarakat, hak setiap individu dapat terlindungi dan memberikan hukuman kepada para pelanggar
Baca Juga: Jokowi Kecam Serangkaian Aksi Teror di Prancis
- Melalui Pendidikan
Hukum sendiri tidak cukup untuk mengatasi persoalan intoleransi. Proses mendidik dan mengajarkan bagaimana seharusnya dalam menghadapi perbedaan tetap menjadi kunci utama untuk mencegah konflik dalam perbedaan.
- Melalui Akses Informasi
Intoleransi akan sangat berbahaya dalam menjaga stabilitas sebuah negara dimana hal ini dapat menimbulkan perpecahan apalagi jika opini-opini yang tidak bertanggung jawab merebak di kalangan masyarakat. Oleh karena itu diperlukan sebuah akses informasi terbuka agar publik dapat membedakan antara fakta dan opini.
- Kesadaran Individu
Pada akarnya intolerasi dapat diatasi dengan adanya kesadaran pada masing-masing individu untuk menghargai setiap perbedaan. Sejatinya, intoleransi di masyarakat adalah buah gabungan dari rasa intoleransi sejumlah individu. Oleh karena itu penting untuk menumbuhkan rasa toleran terhadap perbedaan.
Baca Juga: Jokowi Kecam Keras Presiden Prancis yang Menghina Agama Islam
- Solusi Lokal
Saat menghadapi konflik intoleransi tidak perlu menunggu kebijakan dan solusi dari pemerintah untuk mengatasinya. Setiap individu dapat menjadi bagian untuk memberikan solusi tersebut karena pada dasarnya solusi-solusi global juga berasal dari solusi individu dan lokal.
Selamat Hari Toleransi Dunia! Mari hidup bersama dengan berdampingan di tengah keberagaman yang menyatukan. (Andita Eka W/gg)
Referensi: UNESCO & United Nations