KEDIRI, Tugujatim.id – Dugaan kasus pelecehan yang terjadi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri menjadi catatan merah bagi aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kediri. Kejadian tersebut dinilai sebagai tindakan imoral karena kampus merupakan tempat untuk menuntun mahasiswa untuk meraih masa depan yang cerah.
“Lembaga pendidikan semestinya menjadi tempat yang nyaman bagi mahasiswa untuk belajar meraih masa depannya,” ungkap Amirul Mukminin, fungsionaris HMI Kediri.
Menurutnya, kejadian tersebut tidak patut dilakukan seorang dosen yang diharapkan bisa memberikan ilmu, justru kini berubah menjadi sosok yang membuat trauma.
Amir menilai kejadian di IAIN Kediri harus menjadi pelajaran bagi semua kampus di Kediri untuk membenahi sistem pembelajaran. Sehingga, tidak ada lagi kejadian serupa di kampus lain.
“Semoga tidak ada lagi yang demikian ini, karena mencoret nama baik Kediri,” terang Amir.
Selain itu, ia mendorong adanya konseling untuk pihak yang merasa dirugikan. Dengan demikian, kata Amir, rasa trauma mahasiswi tersebut bisa segera pulih dan melanjutkan perkuliahan sebagaimana mestinya. Amir berharap kampus di Kediri dapat menjadi tempat belajar yang nyaman untuk mahasiswa yang menempuh ilmu.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, seorang dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri dilaporkan oleh seorang mahasiswi ke Rektorat. Dosen tersebut diduga melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswi dengan modus meminta korban datang ke rumahnya untuk bimbingan skripsi.
Dugaan pelecehan seksual itu dibenarkan oleh pihak rektorat. Namun, hingga saat ini dosen yang diduga melecehkan mahasiswi belum berkomentar atas tudingan tersebut.
Pelecehan Seksual Diduga Dilakukan Oknum Dosen IAIN Kediri Terhadap Mahasiswinya