PASURUAN, Tugujatim.id – Usai Wali Kota Pasuruan, Syaifullah Yusuf, diangkat menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), banyak pihak mempertanyakan nasib status pimpinan tertinggi di Kota Pasuruan.
Sejumlah masyarakat khawatir, jabatan baru Gus Ipul sebagai Sekjen PBNU akan mempengaruhi kinerja bahkan statusnya sebagai Walikota Pasuruan. Meskipun begitu, Gus Ipul meyakinkan bahwa ia tetap meneruskan tanggungjawabnya sebagai Wali Kota Pasuruan.
“Tugas-tugas sebagai Sekjen PBNU bisa saya lakukan dengan membagi waktu, jadi tanggung jawab sebagai Wali Kota akan tetap saya tunaikan,” ujar Gus Ipul saat konferensi pers, Kamis (13/1/2022).
Mantan Wakil Gubernur Jawa Timur itu yakin bisa membagi waktu karena dirinya tidak sendirian dalam mengurus kesekretariatan PBNU. Tugas-tugas sebagai Sekjen PBNU akan dia bagi dan kerjakan bersama-sama dengan wakil dan anggotanya.
“PBNU itu organisasi besar, nah tugas Sekjen dan kesekjenan untuk mendukung Ketua dan Rais Aam nanti kita bagi secara keseluruhan dengan wakil dan anggota sekjen,” ungkapnya.
Selain itu, dia juga akan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk berkoordinasi dengan jajarannya. Sehingga program-programnya baik di PBNU maupun Pemerintah Kota Pasuruan tetap bisa berjalan beriringan.
“Misal tidak bertemu secara fisik, ya bisa via zoom dengan teknologi terbaru kan bisa daring luring, insyallah gak akan mengganggu kerja kita,” ucapnya.
Gus Ipul juga menjamin bahwa tidak akan ada penggunaan anggaran pemerintah untuk kepentingan organisasinya.
“Terkait anggaran, kita tidak akan mencampuradukkan mana urusan organisasi dan mana urusan pemerintah,” imbuhnya.
Sebelum menjadi Sekjen PBNU, Gus Ipul menceritakan bahwa dirinya sudah terbiasa memegang lebih dari satu tanggungjawab jabatan dalam keorganisasian.
“Dulu waktu jadi anggota pleno Nahdlatul Ulama saya juga jadi menteri. Pas jadi ketua umum Ansor juga jadi Wagub. Ketika jadi Wali Kota juga jadi salah satu ketua di kepengurusan PBNU. Jadi sudah biasa,” pungkasnya.