TUBAN, Tugujatim.id – Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP2P) Kabupaten Tuban kembali menangani virus lumpy skin disease (LSD) yang mewabah di Bumi Wali. Kali ini tim kesehatan dari dinas yang berkantor di Jalan Mastrip ini menindaklanjuti laporan masyarakat soal kasus LSD yang lebih dikenal oleh masyarakat sebagai penyakit lato-lato pada ternak sapi.
Kabid Kesehatan Hewan Pipin Diah Larasati mengatakan, tim kesehatan hewan DKP2P menangani kasus LSD di Desa Penambangan, Kecamatan Semanding, Tuban. Setidaknya, tim menangani 112 ekor sapi terjangkit LSD di desa tersebut berhasil ditangani.
Selain pemberian antibiotik untuk luka, obat oral, hingga injeksi, instansinya juga memeriksa kesehatan hewan secara menyeluruh. Hasilnya, tidak ada ditemukan infeksi sekunder penyakit lain kecuali kasus LSD.
“LSD banyak menyerang sapi pedet dan sapi yang sudah tua yang rentan. Dua ini memang rentan tertular. Namun, jika ditangani dengan baik dan benar, akan sembuh,” imbuhnya.
Dia mengakui, penanganan yang salah menjadi penyebab utama sapi terjangkit LSD mati. Banyak kasus LSD yang mati karena saat sakit dimandikan, itu fatal sekali. Pihaknya juga memberikan edukasi kepada masyarakat yang memiliki sapi untuk terus mengecek kesehatan hewannya setiap hari.
“Kami menginformasikan bagaimana menangani sapi yang terjangkit LSD dengan baik dan benar agar tidak terjadi kepanikan,” imbaunya.
Menurut dia, berdasarkan hasil pengecekan saat ini sebagian besar kondisi ternak dalam proses penyembuhan. Secara angka belum bisa memastikan. Namun, dibandingkan untuk kasus kematian, persentasenya terbilang kecil.
Dia berharap peternak terus proaktif memberi laporan ke petugas hewan atau pemdes. Masyarakat bisa menghubungi nomor 081233931917 untuk melapor.
“Sinergi harus dibangun untuk menuntaskan kasus LSD di Kabupaten Tuban,” tutupnya.