Angka Kasus Stunting Capai 25,1 Persen, Persatuan Ahli Gizi Tuban: Lampaui Jatim dan Nasional

Kasus stunting.
Ilustrasi kasus stunting. (Foto: Pexels)

TUBAN, Tugujatim.id – Angka kasus stunting di Kabupaten Tuban 2022 mencapai 25,1 persen. Padahal, angka stunting di tingkat provinsi 23,5 persen dan nasional 24,4 persen. Artinya, kasus di Tuban melebihi provinsi bahkan nasional.

Kasus stunting ini salah satu faktor penyebabnya karena kurangnya gizi pada anak. Karena itu, protein hewani sebagai salah satu pemenuhan kebutuhan tubuh menjadi penting. Sebab, mempunyai kandungan zat gizi yang lengkap, kaya protein hewani, dan vitamin yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.

Ketua DPC Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Kabupaten Tuban Menik Musyahadah menjelaskan protein hewani berasal dari banyak bahan. Mulai daging ayam, daging merah, ikan, udang, cumi, dan lain-lain.

“Protein hewani bisa didapatkan dari daging ayam, daging merah, ikan, udang, cumi, telur, dan produk olahan lain seperti susu yang kaya asam amino. Jika alergi bisa diganti dengan susu kedelai, keju, dan yoghurt,” ujar Menik Musyahadah saat talkshow siaran radio milik Pemkab Tuban dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional ke-63 yang diperingati setiap 25 Januari.

Menik, sapaan akrabnya, mengatakan,dalam peringatan kali ini, Kementerian Kesehatan telah menentukan tema Hari Gizi Nasional pada tahun ini yaitu “Protein Hewani Cegah Stunting”. Tema diambil untuk meningkatkan komitmen dan kerja sama antara pemerintah, baik dalam sektor kesehatan maupun non kesehatan di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, serta swasta dalam rangka percepatan penurunan kasus stunting.

Selain itu, juga untuk menyebarluaskan informasi dan promosi kepada masyarakat tentang pentingnya protein hewani dalam rangka mencegah kasus stunting. Juga meningkatkan peran semua pihak dalam kampanye percepatan penurunan stunting sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.

“Artinya, setiap kali makan menyertakan protein hewani sebagai pelengkap gizi,” ungkap Menik.

Dia mengatakan, pentingnya protein hewani dalam 270 hari pertama kehidupan atau 9 bulan juga dapat mencegah anak dari stunting.

“Anak harus diperkenalkan berbagai macam makanan mulai usia di atas 6 bulan. Ibu bisa berkreasi dengan bentuk, memberi motivasi, dan stimulasi agar anak mau makan ikan misalnya,” tuturnya.

Dia menjelaskan, ibu juga harus memperhatikan berat badan dan tinggi badan buah hati dengan selalu memantau perkembangannya melalui buku KIA.

“Standar berat dan tinggi badan bisa dilihat di Buku Pink. Jadi ibu bisa memantau perkembangan buah hati, kan setiap kali imunisasi selalu dibawa ya,” ujarnya.

Namun, Menik melanjutkan, yang juga lebih penting dalam mencegah anak lahir stunting adalah 100 hari sebelum terjadinya kehamilan atau persiapan kehamilan. Pada masa tersebut, calon ibu dianjurkan mengonsumsi tinggi protein untuk persiapan sel telur dan sperma yang berkualitas sehingga menghasilkan embrio yang baik dan janin yang berkualitas.

“Untuk pencukupan gizi, kebutuhan protein 12-15 gram per hari. Untuk kudapan, setidaknya memerlukan 350-500 kalori,” tutupnya.