MOJOKERTO, Tugujatim.id – Jamaah haji Mojokerto sempat memasak makanan sendiri. Hal ini terjadi lantaran macetnya arus lalu lintas hingga mengakibatkan pengiriman katering untuk para jamaah menjadi tersendat.
“Memang katering untuk jamaah Kabupaten Mojokerto sempat macet. Tapi, itu bukan untuk Kabupaten Mojokerto saja,” kata Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kemenag Kabupaten Mojokerto M Zainut Taman, Selasa (04/07/2023).
Tamam menambahkan, macetnya katering jamaah haji Mojokerto ini lumrah terjadi setiap tahun. Seperti pada 2017, pelayanan katering berhenti sementara pada 5, 6, 7, dan 14 dan 15 Zulhijah 1438 H. Artinya, layanan katering sementara berhenti selama lima hari.
Baca Juga: Viral Pemuda Mojokerto Mirip Seperti Erling Haaland
“Pada 2018 dan 2019 juga pernah mengalami penghentian katering sementara selama lima hari. Kalau 2020 dan 2021 kan Arab Saudi tidak membuka kesempatan berhaji,” ujar Tamam.
Sementara itu, pada 2023 terjadi penghentian sementara katering haji selama tiga hari. Hal ini terjadi pada 7, 14, dan 15 Zulhijah 1444 H.
“Tahun ini hanya tiga hari saja. Jadi cukup singkat,” beber Tamam.
Saat terkendala macetnya pengiriman katering, jamaah haji Mojokerto memutuskan memasak makanan sendiri setibanya di hotel setelah melakukan rangkaian ibadah Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Namun, saat ini katering jamaah sudah lancar seperti biasa.
“Hari ini sudah lancar seperti biasa,” lanjut Tamam.
Dia menyebutkan, beberapa bahan mentah yang dibawa oleh jamaah terbukti efektif mengatasi macetnya katering. Beberapa menu dimasak sendiri oleh jamaah, seperti sayur kangkung dengan lauk ikan asin dan tempe. Beberapa lauk lain juga turut dihidangkan dan disantap bersama-sama.
“Masakan ini setidaknya mengobati kerinduan jamaah dengan keadaan rumah di Tanah Air. Makanya yang dimasak ya ala Indonesia. Insyaa Allah gizi jamaah tetap terpenuhi,” ujar Tamam.
Baca Juga: Rekomendasi Tren Fashion Dres Wanita Kekinian, Bikin Kamu Tambah Cute dan Tampil Segar
Meski demikian, jamaah lanjut usia (lansia) tetap mendapatkan asupan gizi lainnya melalui bubur kacang hijau. Uniknya, bubur ini diberikan oleh para dermawan di sekitar maktab (hotel).
“Alhamdulillah, dermawan sekitar maktab banyak berbagi bubur kacang hijau untuk para lansia,” ujar Tamam.
Setelah menuntaskan rangkaian ibadah Armuzna, jamaah yang tergabung pada kloter 81, 82, 83, 84, serta 85 masih bermukim di Kota Makkah. Aktivitas jamaah juga banyak dihabiskan untuk ibadah wajib serta sunah. Juga jamaah banyak menghabiskan waktu untuk berziarah di tempat-tempat bersejarah di Kota Makkah.
Writer: Hanif Nanda Zakaria
Editor: Dwi Lindawati